Mohon tunggu...
Wilibrodus Kau Suni
Wilibrodus Kau Suni Mohon Tunggu... Jurnalis - Wili Suni

Menulis, membaca,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu Sama

13 Mei 2022   14:52 Diperbarui: 13 Mei 2022   15:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap malam, aku selalu kesepian
Membayangkan nafas yang membuat geli telinga
Aku kesepian, di pusaran utama bangsa kita
Rambutmu yang berkilau, kian samar di tengah kegelapan

Setiap malam, aku sendiri
Menanti kabar-kabar baik darimu
Berharap kau melupakan masalah kita siang kemarin dan malam tadi
Agar aku dpat tertidur dengan pulas

Kau lihat badanku ini?
Tulang-tulang makin terlihat
Makin rewot dan berantakan
Ini semua karena sepi dan mimpi
-mimpi buruk yang hadir tanpa kecupan bibirmu

Bila kita harus menghitung luka di tiap langkah,
aku pasti kalah
Tapi bagaimana kita akan melupakan malam-malam sepi ini?
Sendiri ini telah kuyakini sebagai luka
Agar aku dapat menyadari tangis-tangis yang tak terdengar di balik pohon

Nasehat darimu, agar aku bangkit
Tapi bagaimana aku bisa berdiri jika tanpamu,
tumpuan pertama dari setiap jatuh yang menyakitkan

Kita harusnya menghitung lelah daripada luka
Sebab, lelah selalu datang di tengah-tengah perjuangan
Tapi akan hilang jika perjuangan itu usai
Dan bila kita harus menghitung lelah?
Maka hasilnya adalah satu sama

WS | 13.5.2022
Monti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun