Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Adu Gagasan atau Adu Nyinyir? Debat ke-3 Capres 7 Januari 2024

5 Februari 2024   16:25 Diperbarui: 6 Februari 2024   08:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase - via kompas.com

Debat ke-3 calon para calon presiden pada tanggal 7 Januari 2024, mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik Indonesia. Tema yang sangat menarik, mengingat salah satu calon presiden merupakan Menteri Pertahanan yang masih aktif menjabat. Adu ide dan gagasan bahkan sarat dengan nada kritik dan evaluasi untuk pemerintah saat ini.

Tanpa bermaksud mendukung narasi salah satu calon dalam debat tersebut, tulisan ini bertujuan memberikan sedikit pandangan tentang situasi Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik Indonesia saat ini. Penulis bermaksud memberi analisis sederhana terhadap beberapa gagasan yang dilontarkan oleh para calon dalam debat tersebut.

Pertahanan dan Keamanan

Dikutip dari laman instagram milik Narasi Newsroom, sebagai konteks tema debat kali ini, fungsi pertahanan di Indonesia lebih dari sekedar anggaran dari Kementerian Pertahanan. Sebab hal ini juga mencakup pengelolaan sumber daya militer non-militer, strategi pembangunan nasional, hingga kerjasama Internasional. Pertahanan sendiri berfungsi untuk merespons dinamika global dan regional, mengintegrasikan aspek diplomasi, ekonomi, dan sosial untuk memperkuat posisi kepentingan nasional.

Debat kali ini sekilas memperlihatkan bahwa para calon sepakat terkait banyak hal yang harus dibenahi dalam bidang pertahanan di Indonesia. Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyoroti rentannya serangan cyber terhadap keamanan di Indonesia. Ironisnya, Kementerian Pertahanan adalah salah satu kementerian yang berhasil dibobol hacker pada tahun 2023. Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengeluarkan pendapat yang senada dengan Anies. Beliau menekankan perlunya penguatan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan membentuk cyber institution yang bila perlu dikepalai oleh seorang jenderal bintang tiga. Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto mengakui kelemahan di bidang pertahanan tersebut. Namun baginya, penyebab masalah ini adalah sumber daya manusia yang belum mumpuni. Sebagai menteri, ia mengatakan bahwa lembaganya tengah menyiapkan 4 fakultas baru di bidang science, teknologi, engineering, dan artificial intelligence (AI) untuk mengatasi persoalan tersebut. 

Persoalan keamanan memang bukan masalah sepele. Beberapa tahun terakhir Indonesia mengalami serangan cyber yang semakin masif. Tidak tanggung-tanggung, lembaga keamanan seperti POLRI dan beberapa kementerian mengalami hal ini, bahkan data-data pribadi penduduk dijual oleh para hacker. Maka wajar jika kita memberikan perhatian serius untuk persoalan cyber security. Kasus serangan cyber antar negara bukanlah hal baru. Dalam sebuah serangan cyber, suatu negara bisa menghancurkan lawannya hanya dengan memberikan perintah melalui tombol pada keyboard komputernya. Masih ingat kasus Edward Snowden? Seperti itulah situasinya apabila terjadi serangan cyber antar negara. 

Para capres dan pasangannya seharusnya tidak boleh melupakan aspek lain dalam pencegahan serangan cyber ini. Edukasi di bidang pemanfaatan teknologi masih sangat rendah.  Padahal ini dapat dijadikan sebagai langkah preventif untuk mengatasi pencurian data pribadi atau pembobolan keamanan lainnya. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang mengalami penipuan dan pemerasan secara online. Sayangnya dalam debat ke-3 tersebut, hal ini kurang jelas disuarakan.

Hubungan Internasional dan Geopolitik Indonesia 

Bagaimana dengan hubungan internasional dan geopolitik Indonesia? Prabowo Subianto mengungkapkan gagasannya terkait hal ini. Sebagai pemberi jawaban utama dalam debat tersebut, Prabowo menegaskan kembali salah satu program lanjutan dari pemerintahan Jokowi, yakni memperkuat ekonomi negara dengan hilirisasi. Baginya, kita akan disegani apabila ekonomi negara kita kuat. “Tingkatkan kesejahteraan rakyat, baru kita akan disegani dan didengar oleh semua negara, terutama negara Selatan. Kepemimpinan kita di dunia akan tercermin oleh keberhasilan kita mengelola kekayaan, menghilangkan kemiskinan, meraih teknologi, menjadi negara industri”. Lawan debat Prabowo, Ganjar, tidak secara gamblang memberikan dukungan atas gagasan tersebut. Namun memberikan pandangan pembangunan sumber daya juga harus dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja yang optimal. Sementara itu, Anies memilih untuk tidak terjebak dalam topik hilirisasi. Ia malah menjelaskan agar Presiden Indonesia seharusnya menjadi panglima bagi negara-negara Selatan. 

Persoalan hubungan internasional dan geopolitik Indonesia berlandaskan pada kewilayahan dan kehidupan berbangsa. Sebagai Negara yang sangat luas dengan berbagai keragaman di dalamnya, Indonesia memiliki Wawasan Nusantara sebagai dasar pengembangan wawasan nasional. Hal mendasar ini ternyata disadari oleh para capres, sehingga dalam debat ini isu geopolitik lebih terfokus pada masa depan Indonesia. Di sisi lain, penulis sempat beranggapan isu geopolitik ini akan diwarnai adu gagasan tentang upaya mengurangi eskalasi konflik di Timur Tengah atau Ukraina. Namun hal tersebut tidak terjadi.

 Hal lain, yang membuat isu geopolitik kurang diuraikan secara mendalam ialah suasana debat yang terkesan saling menyerang satu sama lain. Bagaimana menurut Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun