Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masa Adven dalam Gereja Katolik Roma

2 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 13 Desember 2018   07:54 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Fr. Belly Ray Resubun MSC

Mahasiswa STF-SP, Program Studi FIlsafat

Sejak abad-abad pertama sejarah gereja, bisa dibuktikan bahwa selalu ada masa persiapan untuk menyongsong perayaan kelahiran Yesus di Betlehem. Persiapan itu dilakukan baik dalam perayaan-perayaan liturgis maupun dalam hidup rohani pribadi. Persiapan yang dimaksudkan ini bertujuan sesuai dengan pemahaman dari kata adven sendiri. Kata Adven sendiri berasal dari bahasa latin Adventus yang berarti kedatangan. Tujuan itu berupa persiapan untuk menyongsong Pesta Natal tanggal 25 Desember dan perwujudan masa penantian kedatangan Yesus Kristus yang kedua sebagai Hakim Akhir Jaman. Kedua arti yang dimaksudkan diatas ini diketahui berdasarkan catatan-catan historis dalam gereja abad IV. Dan kemudian dipertegaskan dan dipertahankan kembali dalam Konsili Vatikan II yang pada saat itu melakukan pembaharuan liturgi.

Masa adven sendiri terbagi atas empat minggu dengan tema sentralnya ialah penantian. Liturgi dari minggu pertama hingga tanggal 16 Desember hendak diarahkan lebih pada penantian eskatologis yakni kedatangan Yesus Kristus sebagi Hakim Akhir Jaman. Adapun bacaan-baacan liturginya diarahkan pada tema ini. Sedangkan dari tanggal 17 Desember sampai 24 Desember bacaannya serta liturginya baik itu ibadah harian dan perayaan ekaristi lebih terarah pada persiapan penyambutan kelahiran Yesus di Betlehem. Maksud dari dimensi eskatologis dari masa adven ini menunjukkan bahwa keselamatan yang telah kita terima dari Allah akan dibawa kesempurnaan pada akhir zaman (1 Ptr 1:5). Yakni bahwa seluruh hidup manusia adalah wadah pelaksanaan janji-janji Allah yang akan terpenuhi pada hari Tuhan (1Kor 1:8; 5:5). Dimensi ini hendak mengingatkan kita akan tugas misisoner gereja untuk mewujudkan keselamatan itu sepenuhnya sampai kedatangan Kristus sekali lagi sebagai hakim dan penyelamat.

Dalam gereja Katolik biasanya masa pertobatan ditandai dengan menggunakan warna unggu, sebab warna ungu berarti pertobatan. Dalam direktorium yang berbicara tentang Kesalehan umat dan liturgi tahun 2002 menyatakan bahwa adven adalah masa pertobatan yang sering dimunculkan oleh liturgi masa ini dengan mengutip para nabi, lebih khususnya Yohanes Pembaptis, 'bertobatlah karena kerajaan surga sudah dekat'. Pertobatan yang dimaksudkan ini sebagi penyesalan atas dosa, pertobatan hati dan pertobatan perilaku yang dilakukan sebagai persiapan untuk merayakan pesta-pesta besar dalam arti ini kelahiran Yesus Kristus. Tradisi adven sendiri mulai dirayakan dalam lingkungan gereja Katolik di Spanyol dan Perancis sekitar abad IV, dan kemudian di Roma sekitar tahun abad 550-an. Gereja-gereja Ortodoks Timur masih merayakan masa adven sama seperti masa prapaskah, yaitu selama 40 hari  yang dimulai pada tanggal 15 november dengan semangat tobat, meskipun pertobatan yang dituntut tidak sekeras masa prapaskah.

Pada awalnya, masa adven berlangsung lebih lama, yaitu enam hari minggu, sehingga lamanya sekitar 40 hari. Namun terjadi perubahan yang dibuat oleh Paus Gregorius Agung (591-604) yang mengubah lamanya masa adven menjadi lebih singkat yakni 4 hari minggu dengan alasan tertentu dari paus.  Simbol yang dirujuk itu disebut sebagai lingkaran adven yang terdiri dari empat lilin di dalamnya. prkatek pembuatan lingkaran adven yang kita kenal saat ini sebenarnya berasal dari jerman dan kemudian berkembanga hingga saat ini yang digunakan dalam gereja di banyak tempat. berbagai makna kemudian diletakkan dalam diri lingkaran adven yang digunakan. Dalam lingkaran adven itu terdapat 4 lilin yang melambangkan keempat hari minggu masa adven yang juga sebagai masa persiapan menyambut natal. Adapun dari keempat lilin itu, tiga diantaranya berwarna unggu yang melambangkan pertobatan dan penantian. Sedangkan lilin minggu ketiga adven berwarna merah mudah yang melambangkan sukacita dan minggu ini juga disebut sebagai minggu bersukacitalah (Gaudete). Dikatakan demikian sebab minggu ini bermaksud untuk mengajak umat untuk bersukacita karena kedatangan Sang Penyelamat semakin dekat. Lilin yang berada dalam lingkaran nadven itu dinyalakan setiap hari minggu dalam masa adven sendiri. Dinyalakan setiap minggu dengan maksud Sang Terang Sejati semakin dekat hingga keempat lilin itu semua dinyalakan semua.

Pada abad XVI, lingkaran adven juga mulai dipasang dirumah-rumah keluarga Kristeni. Lingkaran ini bisa digantung ditempat yang dapat dipandang semua anggota keluarga seperti di ruang makan dan ruang keluarga. Lilin adven bisa dinyalakan pada saat keluarga hendak makan bersama ataupun saat keluarga hendak berdoa bersama sebagai satu keluarga baik doa pagi maupun malam. Sebab daoa yang dibuat bersam dalam satu keluarga itu hendak mengingatkan semua anggota keluarga akan kehadiran Kristus. Dan juga diketahuii bahwa lingkaran adven mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa  dan menyambut perayaan kelahiran Tuhan. Selamat memasuki masa adven. (Resubun Belly Ray)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun