Mohon tunggu...
William Perkasa
William Perkasa Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup ini hanya sekali. Mengapa harus memberikan orang lain kesempatan untuk mengatur hidup. Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG,... \r\n\r\nhttp://www.williamperkasa.com,\r\nid twitter @williamperkasa\r\nBB PIN 7D730F92

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Masyarakat Badung sangat menghargai keberagaman

26 Mei 2014   04:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Badung pintu gerbang Pulau Dewata, jalan-jalan ke Badung Bali. Masyarakat Badung sebagaimana halnya penduduk Bali pada umumnya sangat menghargai serta menghormati keberagaman. Harmonisasi hubungan baik vertikal maupun horizontal senantiasa dilaksanakan dalam denyut kehidupan sehari-hari sebagaimana diamanatkan dalam salah satu falsafah Hindu yaitu Tri Hita Karana. Sebuah konsep kehidupan yang selalu mengedepankan keselarasan serta keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhannya atau parahyangan.


  1. Keharmonisan antara manusia dengan sesamanya atau pawongan serta keharmonisan hubungan manusia dengan lingkungannya atau palemahan. Semua bentuk keharmonisan itu diwujudkan dalam satu tekad melangkah bersama  

membangun Badung yang Sakti dan jaga dita berdasarkan Tri Hita Karana.
Menyadari bahwa semua yang diperoleh di dunia ini adalah atas asungkertawarenugrahe ide sang hyang widi wase atau anugrah Tuhan Yang Maha Esa masyarakat Badung senantiasa antusias dalam melaksanakan berbagai macam ritual keagamaan. Beragam tingkatan upacara di gelar. Berbagai puja dan puji dikumandangkan, berbagai seni wali dipentaskan serta beragam sesaji dihaturkan sebagai wujud serade bakti atau terima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan kehidupan serta penghidupan.


  1. Pemerintah

Kabupaten Badung senantiasa tak pernah surut mensejahterakan seluruh lapisan masyarakatnya terbukti APBD Badung  TA 2012 hampir sebagian besar diarahkan untuk kepentingan publik atau pro rakyat dan ini telah sesuai dengan 5 prinsip dasar pembangunan Badung berkelanjutan yakni diantaranya:
1. Pro Growth pemerataan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
2. Pro Job penciptaan lapangan pekerjaan dan iklim usaha yang baik.
3. Pro Poor penanggulangan kemiskinan.
4. Pro Culture pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat dan
5. Pro Environment pelestarian lingkungan.
Dalam rangka mewujudkan keharmonisan hubungan manusia dengan sesamanya pemerintah Kabupaten Badung senantiasa berupaya meningkatkan pelaksanaan pembangunan di semua bidang kehidupan, khususnya dibidang ekonomi kerakyatan dalam rangka mewujudkan peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.
Masyarakat Kabupaten Badung patut bersyukur karena dianugerahi berbagai keindahan alam, hijaunya pepohonan, sejuknya udara pegunungan, indahnya gemericik air terjun hingga merdunya deburan ombak menghempas karang serta hamparan pantai berpasir putih menjadikan Kabupaten Badung sebagai tambang emas pariwisata di Pulau Bali. Maka sangatlah tepat para leluhur mewariskan konsep harmonisasi manusia dengan lingkungan atau palemahan dalam Tri Hita Karana, sebuah konsep kehidupan yang mengajarkan kita melestarikan dan mencintai lingkungan hidup untuk menunjang kehidupan manusia. Ritual tumpe kandang dan tumpe bubuh serta pecaruan merupakan contoh nyata implementasi konsep palemahan yang senantiasa dilaksanakan masyarakat Bali pada umumnya Badung khususnya dalam upaya mewujudkan harmonisasi hubungan manusia dengan alam lingkungan demi kesejahteraan umat manusia.

Inilah serangkaian hasil jalan-jalan ke Kabupaten Badung Bali:


  1. Jalan jalan ke Badung Bali
  2. Perkasanya Bupati Badung
  3. Membangun Badung dengan prinsip Tri Hita Karana
  4. Megah serta istimewanya kantor Bupati Badung
  5. Pembangunan berkelanjutan Kabupaten Badung
  6. Bupati Badung benar-benar Stress
  7. Bupati Badung memang benar-benar Badung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun