Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam produksi tanaman pangan dari biji-bijian yang mengandung karbohidrat tinggi, seperti padi, sorgum, jagung, dan gandum.
Namun, taukah anda bahwa biji-bijian dari taman serealia tersebut mengandung vitamin maupun protein lain selain karbohidrat ? Pada biji-bijian yang sering kita konsumsi kebanyakan biji-bijian yang telah melewati proses pemurnian.
Nah, pada proses pemurnian biji tersebut banyak terbuang bagian-bagian biji yang penting karena mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh kita seperti seperti vitamin B, serenium yang bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, magnesium untuk kesehatan tulang, dan potasium untuk mencegah penyakit jantung koroner. Kita ambil contoh dari salah satu contoh tanaman diatas yaitu gandum.
Saat ini sudah mulai banyak varietas gandum yang dapat ditaman di Indonesia, selain itu, gandum juga merupakan tanaman pangan sumber serat yang baik. Nah pada gandum yang sering kita konsumsi adalah berupa tepung ataupun yang sudah berbentuk produk seperti Mie ataupun roti. Gandum yang sudah berbentuk tepung ataupun sudah menjadi produk jadi, biasanya merupakan gandum hasil dari pemurnian yang banyak bagian penting dari biji gandum yang terbuang atau bisa disebut gandum yang sudah tidak utuh.
Gandum yang tidak utuh merupakan gandum yang telah melewati proses pemisahan dan panggilingan, yang mengakibatkan bagian kulit (dedak) dan germ (bagian dalam dari benih yang mengandung asam lemak baik) pada benih tersebut hilang. Bagian germ dan juga kulit gandum inilah yang merupakan bagian biji paling kaya nutrisi, karena mengandung zat yang penting untuk tubuh seperti lignan (untuk mencegah kanker usus), dan antioksidan seperti alkylresorcinols (untuk melindungi dari serangan jantung), dan juga serat yang banyak terdapat pada kulit biji gandum. Gandum tidak utuh hanya mengandung karbohidrat dan protein. Contoh-contoh gandum / biji-bijian yang sudah dimurnikan adalah, beras putih, dan yang sudah berbentuk produk yang sudah diolah seperti tepung, biscuit, dan roti tawar. Sedangkan gandum yang utuh adalah gandum yang tidak melalui proses penggilingan, sehingga pada gandum tersebut dan masih mengandug dedak dan germ.
Pada gandum utuh akan memiliki rasa yang berdeda dengan gandum tidak utuh, hal yang mempengaruhi adalah adanya kandungan serat yang tinggi dari gandum tidak utuh. Gandum utuh mengandung serat 3-4 kali lebih banyak dibandingkan dengan gandum biasa. Pada gandum utuh mengandung serat 1-4 gram per takaran saji, setara dengan serat yang kita dapat saat kita mengkonsumsi buah-buahan ataupun sayur-sayuran. Serat sangat penting bagi tumbuh manusia, karena serat dapat merangsang gerakan usus yang akan cepat mengeluarkan sisa-sia makanan yang telah dicerna, sehingga buang air besar akan relatif lebih lancar. Selain itu mengkonsumsi makanan dengan kandungan serat yang tinggi akan menurunkan resiko penyakit yang disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan berserat. Contoh penyakit yang dapat muncul ketika seseorang jarang mengkonsumsi makanan berserat adalah divertikulosis, yaitu suatu kondisi dimana terbentuknya benjolan-benjolan / tonjolan-tonjolan seperti kantong pada dinding usus besar yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan pada usus, dapat muncul radang pada usus, juga dapat menyebabkan diare.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa orang dewasa butuh sebanyak 30 gram serat dalam satu hari. Selain dari sayur dan buah, makanan yang mengandung serat tinggi dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita seperti mengkonsumsi produk olahan dari benih / biji-bjian utuh, karena biji-bijian yang utuh mengandung banyak sekali serat yang baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Beberapa penelitian, menungkapkan bahwa setiap orang yang mengkonsumsi setidaknya 48 gram gandum utuh setiap harinya dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner dan juga diabetes tipe 2 hingga 20-30%. Contoh-contoh gandum utuh / biji-bijian utuh adalah Oatmeal, beras merah, beras cokelat, dan beras hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H