Mohon tunggu...
P. Vinsen Sarah
P. Vinsen Sarah Mohon Tunggu... Pemuka Agama - “Menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dalam penghayatan

Kalau tak bisa jadi pena, jadilah pensil untuk merangkai kisah dan jejak hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsep Kebahagiaan Sejati Menurut Yesus

7 Juni 2021   11:52 Diperbarui: 7 Juni 2021   12:17 4605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari hkbpjogja.org

Kata "hibur-menghibur-terhibur," biasa berisi memberi semangat dan dukungan. Bagi Paulus Allah "sumber segala penghiburan." Bagi Paulus, penderitaan yang kita alami, apapun intensitasnya, Allah menyediakan penghiburan dan kekuatan yang kita perlukan. Maka kita harus menjadi agen Allah untuk menghibur sesama yang juga menderita. Orang yang pernah menderita akan tahu menghibur sesama yang menderita denga tulus hati. Maka kuncinya adalah Pribadi, Karya dan akhir hidup Yesus yang mengubah kutuk menjadi berkat! Dalam Kristus, penderitaan hadir dengan janji penghiburan dan kebahagiaan sejati.

Konsep kebahagiaan Kristiani berbeda dengan konsep kebahagiaan tawaran dunia. Kekuasaan dan status sosial, tak serta merta memberi kebahagiaan sempurna dan kekal. Sabda Bahagia adalah seruan iman revolusioner bahwa hidup yang berkenan pada Allah adalah hidup yang bersandar padaNya. Itulah uniknya kebahagiaan murid-murid Tuhan yang diperoleh bukan dari terpenuhi aneka kebutuhan sehari-hari, melainkan menggunakan segala sesuatu secara proporsional dan terarah kepada kebahagiaan kekal bersama Allah.  Maka bagi Yesus, kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada mereka yang memiliki sikap hidup yang benar, yang tidak mengikatkan diri pada harta duniawi melainkan pada harta surgawi. Orang yang berduka cita di dunia ini, berbahagia oleh penghiburan surgawi. Orang yang lemah lembut, mewarisi bumi. Orang yang lapar dan haus akan kebenaran, mencari harta surgawi, dipuaskan. Orang yang murah hati, membagi-bagikan bukan mengumpulkan. Orang yang suci hatinya, yang menujukan fokus hidupnya pada Allah dan bukan pada dunia, akan melihat dan menikmati Allah. Mereka yang membawa damai dan menebar kasih, disebut anak-anak Allah. Akhirnya, mereka yang menderita demi nama Allah, akan beroleh sukacita kekal. Inginkah bahagia? Mari berorientasi menyenangkan hati Allah, dekat Dia, mirip Dia dan sifat-sifatNya. Singkatnya, gapailah kebahagiaan sejati dengan memfokuskan hidup kepada Allah. Mahatma Gandhi bilang, "Kalau semua orang Kristen memaknai, menghayati dan menghidupi Sabda Bahagia Yesus, aku bersedia menjadi Kristen. Tapi karena mereka belum sampai ke sana, maka biarlah aku tetap menjadi Hindu yang Kristen. Mahatma Gandhi menjadi Kristen anonim. Kita? Bermenunglah. Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun