Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama Pilihan

Sang Penipu Ulung

1 Agustus 2016   13:00 Diperbarui: 1 Agustus 2016   14:54 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
frog in boiling water, by Jonas and Bartlett Publisher. LLC

Diperlukan kemahiran dalam segala hal, termasuk tipu menipu.
Dan seorang penipu handal, mampu membuatmu tertipu oleh ilusimu sendiri.  The art of Deciption.

1.

Sang Penipu ulung, bersembunyi dibalik jubah putih  guna menutupi pekatnya tipu-tipu daya di hatinya . Mengusai segala seluk beluk pikir dan perasaan manusia , dia mampu membaca dan memanipulasi mereka dengan keahlian yang melebihi politikus dan pengusaha.

Dibalik penemuan akan uang, yang kabarnya untuk memudahkan segala jenis transaksi,kini dipercanggih dengan sistem perbankan,  Investasi,  asuransi, tabungan masa depan. Sebuah kata yang  tujuannya terlihat sangat  mulia, namun awas, bila tidak hati-hati , tergelincir kamu dalam licinnya jalan yang membawamu ke dasar jurang tanpa pernah dipuaskan. Jurang itu bernama perbudakan UANG dan KESERAKAHAN.

Kamu akan dibuatnya bekerja tanpa henti, dengan memanipulasi perasaanmu yang penuh cinta dan keinginanmu untuk membuat anak cucumu hidup tentram dan berkecukupan. "Kamu harus bekerja keras,  demi anak istrimu, cucumu kelak, sampai keturunanmu yang ke -7, bila perlu sampai ke tanjakannya yang ke 21." Lalu kamupun mengikuti dengan patuh, seperti lembu yang sudah dicocoki hidungnya.

Bekerja dari pagi hingga malam menjelang. Tak mampu memicingkan mata barang sejenak.

Ada cicilan rumah yang harus dilunasi, ada uang sekolah yang harus dibayar, cicilan kendaraan, asuansi kesehatan, tabungan masa depan, barang kebutuhan yang harganya melonjak dan membuatmu harus lebih bergiat dalam bekerja.

Kamu dipaksa duduk dengan seragam tanda penaklukan dirimu atas kebebasanmu berekspresi, suka atau tidak suka. Atau kamu akan tertimbun dalam lautan hutang yang tak berkesudahan.
Bagi sebagaian besar orang, kerja sudah kehilangan artinya dibawah kendali uang. Dan kamu adalah Raja boneka dalam Istana Gulali, Dibiak dan dimabukan dalam haus kendali akan uang, yang mengendalikanmu atas seijinmu sendiri.


 Uang-uang- uang, semua karena uang.  Untuk apa uangmu itu ? Untuk keluarga katamu. Dan.......
Kamu sudah kehilangan  keluargamu dihampir seluruh waktumu untuk mencari uang, yang katamu untuk mereka. 

Ironi.

quote by Seno Gumira Ajidarma pic Gambarkata.co
quote by Seno Gumira Ajidarma pic Gambarkata.co
2.

Kurang puas dengan semua itu, dia juga mempermainkan lagi-lagi hatimu. Hati yang didesign untuk mencari dan mengumpulkan serpihan-serpihan informasi , juga rasa dahagamu yang tak akan terpuaskan , sampai jiwamu bertemu dengan sumber kehidupan, kini dialihkannya dengan jitu dalam kematerian.

Maka si Penipu ulung kini membuat berbagai macam barang tiruan, persis seperti barang KW di Mangga Dua, atau Tanah Abang, guna menarik hatimu dari jalanmu menuju padaNya.

Alih-alih mencari arti dari makna diri sejati, kamu dibuat larut dalam gemerlap warna warni dunia. Pada gedung-gedung mall yang berserak disepanjang jalan, lengkap dengan segala macam  kehedonisannya. Baju bermerek, jam bermerek, sepatu bermerek, tas bermerek, pakaian dalampun bermerek, kalau perlu dikeningmu pun suatu saat akan dipasangi merek, yang disaput dengan gincu merah merona, tanda dan pelambang kesuksesan. 

Memakai mobil termahal, dengan istri tercantik, dengan gaya paling modis,membuat semua mata tertuju padamu dengan pandangan memuja dan penuh hormat, lalu kamu dibius dalam kebanggaan semu, yang lagi lagi menipumu, jatuh dalam jurang kesombongan yang membelitmu hingga kamu lupa mencari jati dirimu sesungguhnya.

Hansel and Gretel pic by ipadkids.com
Hansel and Gretel pic by ipadkids.com
3.

Kau pikir dia puas dengan menyeretmu dengan segudang rutinitas demi pengejaran materi dan kebanggaan semu ?

Eitts tunggu dulu. Sang Penipu Ulung, tak akan pernah dipuaskan, bahkan sampai dia merengguk semua saripati hidupmu. Dia juga ingin menguasai anak cucumu, bahkan keturunanmu hingga ke langit ke 77.

Kecerdasan otakmu, kedalaman hatimu dalam mencinta, dan musuh utamanya Kesadaran hati nuranimu harus terus dibungkamnya, agar kau tak pernah sadarkan diri. Pelitamu harus padam, total , tak boleh sejenak saja Nurani menyala dan menerangi alam pikirmu. Maka ditanamkan lagi segala bentuk permainan yang memikat dan menggoda, agar kau terlena saat jagamu, dan terbuai dengan pesonanya dalam mimpi-mimpimu.

Kamu tak perlu heran ,bila game dan film menawarkan segala bentuk kemesuman, kekerasan, dan hal-hal menarik lainnya, bahkan dia bersembunyi dalam permainan paling edukatif sekalipun. Benar !

Dia tak perduli, selama kamu menghabiskan waktu dengan semua itu. Coba lihat bagaimana waktumu habis, 1/8 waktumu habis dijalan, 1/3 lagi habis di kantor, 1/3 untuk tidur, dan sisanya untuk Nonton Tivi, main gawai dengan beribu game yang dipercanggih setiap saatnya. Mereka  berinovasi dengan tekun, selama dengan semua hal itu,  kamu lupa pada tujuan utamamu hidup di dunia, misinya sudah mendekati keberhasilan.

Kamu tak perlu lagi bermain dibawah hangatnya mentari, tak perlu bersosialisasi aktif dengan teman, cukup didunia maya, yang menyeretmu dalam Ilusi, dan kamu hilang tersesat dalam lautan dunia yang tak pernah menuju inti dan jati dirimu.......

Quote by Leonardo da Vinci pic by Schoolfailblog.org
Quote by Leonardo da Vinci pic by Schoolfailblog.org
Penutup :

Bila kau berpikir Sang penipu ulung, akan memaksamu memasuki jeruji besi dengan ancaman dan hukuman, kamu salah besar.
Sang Penipu hanya perlu memberimu umpan, dan sesaat saja, kamu akan masuk secara suka rela, tanpa paksa, dan tak sadar, kamu sudah terjerat dalam muslihatnya.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun