Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Teh Manis Jogja

18 Agustus 2010   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:56 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_223837" align="alignright" width="199" caption="Teh Manis Jogja (googleimage.com)"][/caption] Jogjakarta menyimpan banyak kenangan bagi mereka yang suka jalan-jalan. Tempat yang nyaman, makanan yang murah meriah, teman-teman yang ramah dan teh manis. Mengunjungi Jogja berarti mengunjungi Malioboro, Keraton dan Kaliurang. Sewaktu mahasiswa, ketiga tempat di Jogja tersebut adalah tempat favorit untuk melancong dengan dana yang minim. Perjalanan ke Jogja dipastikan menggunakan kereta api, selain murah, suasana yang terjadi memberikan pengalaman yang berbeda dengan naik transportasi lain. Biasanya saya melakukan perjalanan malam, berangkat dari stasiun kiaracondong Bandung pukul 20.30 WIB. Naik kereta ekonomi menuju Jogja memang melelahkan tetapi saya bisa menghemat ongkos, saya bahkan pernah hanya mengeluarkan uang Rp5000,00 saja. Strateginya saya dapatkan juga dari orang jogja yang sudah sering bepergian dengan kereta api. Sampai di Jogja biasanya pagi menjelang subuh, nah.. sambil menunggu matahari terbit, saya menghabiskan waktu dengan nongkrong di angkringan (teman saya menyebutnya ''cafe 3 ceret'' berhubung angkringan tidak pernah lepas dari 3 ceret tadi (ceret=teko)). Saya tahu isi teko tersebut juga dari dia, kata dia dalam tiga teko itu berbeda kandungan isi, ada isi teh, air putih dan jahe. Semuanya panas, karena sewaktu-waktu harus siap untuk diseduh. Misalnya untuk kopi tubruk, yang air putih. Jahe untuk wedang jahe dan tentu saja teh untuk teh manis bisa juga untuk teh tawar bagi mereka yang menyukai. Teh manis jogja, demikian saya menamai. Karena rasanya berbeda dan hanya ada di Jogjakarta, walaupun itu diminum di Kaliurang, saya tetap menyebutnya teh manis jogja. Diseduh untuk menemani makan nasi kucing, plus burung dara goreng atau bakar dan telur puyuh, jangan lupa sate ayamnya atau cukup sate usus saja. Dimakan pagi-pagi atau siang atau juga malam tidak masalah. Pun dengan harga, untuk ukuran mahasiswa rasanya menu diatas masih tergolong ekonomis. Tentang nasi kucing, saya tahu ini di Surakarta ketika menjadi bagian dari team Tarung Derajat kampus. Saya pikir nasi kucing itu adalah nasi dengan daging kucing ternyata nasi yang ukurannya kecil hampir sama dengan nasi untuk makanan kucing dengan sekerat ikan saja. Jika dalam takaran yang pas, teh manis jogja akan maknyuss tetapi jika berlebihan rasanya bisa ''giung''. Mintalah teh manis dengan takaran gula yang cukup. Hmmm rasanya saya ingin teh manis jogja euy! eeeh... lagi puasa, nanti kalau sudah Maghrib boleh mencicipi Teh Manis Jogja rasa Bandung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun