Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekolahlah!

30 Desember 2010   00:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:13 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12936129771241564167

[caption id="attachment_82220" align="alignright" width="300" caption="Denias (image dari babonbrain.wordpress.com)"][/caption] Sekolahlah, karena Gunung takut sama anak sekolah!

Catatan ini adalah sisi lain dari film Denias. "Sekolahlah, karena Gunung takut sama anak sekolah!"demikian ibu Denias menegaskan pentingnya sekolah pada anaknya. Film Denias menurut saya sangat bagus untuk anak-anak, dewasa dan juga para orang tua. Sekolah mempunyai arti penting, walaupun media belajar itu tidak harus tersekat oleh sekolah. Belajar dimanapun, kapanpun dan dari siapapun. Dialog-dialog dalam film tersebut membuat saya teringat masa-masa sekolah dasar, Yang lebih bagus juga adalah dialog antara bapak guru dengan denias sebelum pergi ke Jawa, dia mengatakan bahwa dengan sekolah kita akan mengetahui banyak hal begitupun juga dialog dengan maleo. Dia menekankan pentingnya sekolah.

Di ceritakan Denias terus berjuang untuk menggapai cita-citanya sampai akhirnya dia berhasil sekolah di kota. Nama saya Denias. Mama saya suruh saya sekolah. Karena dia bilang gunung takut pada anak sekolah. Demikian tulis Denias, di atas buku yang diberikan Bu Sam, guru sebuah sekolah fasilitas. Tulisan itu menyiratkan impian dan semangat dari seorang anak untuk dapat bersekolah. Impian yang juga dimiliki oleh banyak anak di Indonesia saat ini.

Dan gunung itu, bagaimana selanjutnya… yah gunung itu akhirnya benar-benar takut sama mereka yang sekolah. Ketika tabu dan mistisme dikalahkan oleh logika rasionalitas maka keangkeran gunung itu menjadi hilang. Manusia yang sekolah akhirnya memanfaatkan potensi gunung. Dengan kayunya dengan kandungan mineralnya dan kandungan barang tambangnya (emas, tembaga, perak dan lain-lain yang terkandung didalamnya) <OOT> maka kerusakan alamlah yang akan terjadi. (negatif) positifnya alam dijadikan sebuah media untuk belajar, bukan eksploitasi berlebihan. Nah sekarang, saya berpikir “ Bagaimana jika semua anak-anak seperti denias?” apakah pemerintah atau swasta mampu memfasilitasi? Rasanya bisa mungkin juga bisa tidak. Siapa yang salah dan siapa yang saya tidak mau menebak. Maka pendidikannyalah yang harus dipikirkan supaya orang yang bersekolah akhirnya justru jadi benar-benar takut sama kerusakan alam, bukan takut sama gunung yang akan menerkam. (Iden Wildensyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun