[caption id="attachment_92049" align="alignleft" width="300" caption="Macet karena Genangan di Jalan Pasteur Bandung (dok.pribadi)"][/caption] Sekali lagi genangan, di Bandung lebih tenar dengan kata Banjir Cileuncang. Banjir Cileuncang yang saya rekam hari ini adalah banjir cileuncang di jalan Terusan Pasteur menjelang naik jembatan Pasupati. Setiap kali hujan, selalu terjadi kemacetan yang sangat panjang, bisa terjadi dari ujung lampu merah di Gerbang Tol Pasteur sampai titik genangan itu. Herannya, genangan itu tidak pernah menjadi perhatian, padahal efek genangan itu bisa membuat umur jalan menjadi berkurang, lalu lintas terganggu dan kenyamanan berkendaraan juga terganggu. Pertanyaan sekarang adalah bukan kenapa ada hujan tetapi mengapa harus banjir cileuncang di Jalan raya? Jalan raya itu idealnya tidak tergenang air, tidak ada aliran air di atas permukaan jalan karena akan menyebabkan jalanan macet dan konstruksi jalan menjadi rusak. Mudah saja menjawab penyebab banjir cileuncang ini kalau dilihat dari saluran drainase. Katanya banjir terjadi karena volume air melebihi kapasitas tampungan saluran drainase. Air yang meluber dari saluran itu, tumpah ke jalan. Kalau hanya semata kaki ‘mah’, air yang luber itu tidak masalah, tetapi jika sudah satu sampai dua meter itu bukan lagi cileuncang, itu jalan sudah berganti menjadi sungai. Dan Jalan Pasteur macet karena genangan itu, soalnya lepas dari genangan itu sampai arah Gasibu, jalanan relatif lancar tanpa tersendat karena kemacetan. Sebagian genangan itu saya dokumentasikan. [caption id="attachment_92048" align="aligncenter" width="300" caption="Macet karena Genangan 1 (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_92051" align="aligncenter" width="300" caption="Menerjang Genangan (dok.pribadi)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H