Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kompasianer Bandung di Selasar Sunaryo

25 Maret 2010   08:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_102089" align="alignright" width="300" caption="Salahsatu Pojok Selasar Sunaryo"][/caption] Saya mendatangi Selasar Sunaryo untuk menghadiri acara nonton bareng Bandung Lautan Api (24/03/10), sebuah acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Sahabat Kota bekerja sama dengan Klub Aleut, Bandung Heritage. Saya mendapatkan informasi dari pesan di facebook dari Walhi Jabar juga dari pesan dikomentar tulisan saya. Akhirnya bersama tekad ingin bertemu dengan salah seorang kompasianer Bandung yaitu Kang Ramdhan, saya janjian. Saya berpikir pasti banyak juga kompasianer yang mendatangi acara ini walaupun saya tidak tahu satu persatu. Sampai di Selasar Sunaryo, betapa saya surprise karena saya langsung di suguhi oleh suguhan acara layar tancep. Yah.. sudah lama saya tidak nonton layar tancep. Walaupun tidak ditancepin tetapi cukup mewakili persis seperti layar tancep. Bukan itu saja tetapi penontonnya, ya penontonnya adalah anak-anak SMP negeri di Kota Bandung, salahsatunya yaitu SMP negeri 11 Kota Bandung. Saya berbaur dengan mereka. Yang menarik, penjelasan Tubagus Adhi tentang propaganda Belanda tentang Bandung Lautan Api. Dalam berita yang disiarkan di Eropa, Belanda mengatakan bahwa Bandung Lautan Api adalah bukti kekejaman warga pribumi terhadap pribumi lainnya. Selain itu propaganda lainnya melalui tentara gurkha yang mengatakan bahwa sesama muslim tidak boleh berperang. Inilah yang unik, dan saya suka. Inilah yang saya tunggu dari diskusi itu, sesuatu yang lain, sesuatu yang beda dan belum pernah didapatkan saya dari beberapa diskusi. Mungkin baru kali ini saya diskusi tentang Bandung Lautan Api, bisa jadi anda mengatakan 'kamana wae atuh?'' haha tidak apa-apa, yang penting saya sudah mengetahui sisi lain dari peristiwa yang sangat besar, fenomenal dan menjadi bahan pembicaraan kami ketika masih kecil. Oh iya, kembali ke acara kompasianer Bandung bertemu di Selasar Sunaryo. Saya bertemu juga dengan pengundang acara yaitu Agung Ismail, dan Agung juga bertemu Kang Ramdhan. Dokumentasi layar tancep itu dan lainnya : [caption id="attachment_102092" align="aligncenter" width="500" caption="Layar Tancep (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_102095" align="aligncenter" width="300" caption="Kang Ramdhan dan Saya (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_102101" align="aligncenter" width="300" caption="Agung Ismail dan Kang Ramdhan (dok.pribadi)"][/caption] Hmmm nantikan tulisan selanjutnya yaa :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun