[caption id="attachment_98056" align="alignright" width="300" caption="Aspal yang terkelupas karena banjir cileuncang di jalan Sukahaji Bandung (dok.pribadi)"][/caption] Judul diatas sengaja saya memakai bagian dua, bagian satunya adalah opini di Kompas Jabar (bisa dilihat di sini. Semalam setelah diguyur hujan deras dan banjir dibeberapa ruas jalan, saya menyempatkan mengulang kembali perjalanan untuk mengetahui efek lanjutan dari banjir cileuncang ini. Seperti yang sudah di tulis dalam beberapa tulisan sebelumnya bahwa banjir cileuncang itu terjadi karena besarnya air permukaan yang mengalir tidak sebanding dengan luas permukaan saluran drainase. Saluran drainase yang ada menjadi tidak optimal karena banyaknya sampah yang menyumbat saluran atau sedimentasi yang tidak terkendali. Di Jalan Sukahaji yang biasa dilewati sebagai jalan alternatif menuju Lembang, Jalanan terkelupas dan saluran air rusak parah. Sementara di Jalan Pasteur, genangan sisa semalam masih menyisakan volume air yang cukup besar. Genangan ini membuat macet jalan sekitar Pasteur tepat dibawah jembatan penyeberangan. Setelah lepas dari genangan itu, jalanan kembali normal. Banjir cileuncang juga menyisakan sampah yang berserakan di jalan dan aspal jalan yang terkelupas karena air. Konstruksi jalan raya menjadi tidak merata ini pada akhirnya juga akan menyebabkan kemacetan karena pengendara memilih-milih jalan sehingga kecepatan menjadi tidak konstan. Kerusakan pada konstruksi jalan raya ini bisa menyebabkan kecelakaan jika pengendara tidak berhati-hati saat melintasi jalan yang bolong karena banjir cileuncang. Harus ada perhatian dari pemerintah agar fenomena banjir cileuncang tidak akan terjadi di Kota Bandung. Kalau banjir cileuncang bisa diatasi, masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa gangguan berupa jalanan yang rusak karena banjir cileuncang. Jika drainase terawat, otomatis lalu lintas menjadi lancar, lingkungan secara umum menjadi aman, nyaman, dan sehat Beberapa dokumentasi kerusakan karena banjir cileuncang saya rekam sebagai berikut: [caption id="attachment_98066" align="aligncenter" width="225" caption="Jalan yang bolong-bolong (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_98058" align="aligncenter" width="300" caption="Jalanan Berlubang I (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_98060" align="aligncenter" width="300" caption="Lalulintas Tersendat karena jalanan rusak (dok.pribadi)"][/caption] Jalanan yang bolong-bolong membuat lalulintas tersendat karena pengendara akan memilih-milih jalan. Kalau sudah begini, maka waktu tempuh sebuah perjalanan bisa menjadi lama. [caption id="attachment_98061" align="aligncenter" width="300" caption="Dinding yang hampir roboh membuat saluran drainase menyempit (dok.pribadi)"][/caption] Saluran drainase ini yang menyebabkan air meluap ke jalan raya. [caption id="attachment_98062" align="aligncenter" width="300" caption="Pengendara berhati-hati melintas di jalanan yang terkelupas (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_98064" align="aligncenter" width="300" caption="Sampah yang menyumbat saluran di Komplek Ruko Setrasari (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_98065" align="aligncenter" width="300" caption="Sampah II (dok.pribadi)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H