[caption id="attachment_131772" align="alignleft" width="300" caption="Anies Baswedan di Rumah Belajar Semi Palar (dok.iden wildensyah)"][/caption] Acara ngabuburit biasanya hanya berisi ceramah keagamaan, tetapi sore itu (Kamis 25 Agustus 2011) menjelang magrib suasana Ramadhan menjadi lebih bermakna. Ngabuburit di Rumah Belajar Semi Palar memberikan banyak hal positif bukan saja dari sisi keagamaan tetapi juga dari wacana pendidikan. Tentu saja ini menjadi spesial karena kehadiran Anies Baswedan, tokoh muda Indonesia yang masuk dalam jajaran 100 orang intelektual muda berpengaruh di dunia pada abad ini.
Anies Baswedan menyempatkan diri ke Semi Palar untuk berbagi pengalaman tentang pendidikan, masa depan pendidikan Indonesia, dan Indonesia Mengajar. Anies memulai dengan mengatakan bahwa siapa saja di antara kita yang membicarakan harapan, masa depan dengan belajar dari sejarah, dialah seorang muda. Sementara seorang tua hanya berbicara tentang romantika sejarah di belakang. Berbicara pendidikan berarti berbicara masa depan bangsa Indonesia. Segudang masalah pendidikan Indonesia hanya bisa diselesaikan oleh siapapun yang bergerak untuk memperbaikinya. Bukan oleh konsultan, bukan juga oleh peneliti yang hanya memberikan solusi tetapi tidak sanggup berada dalam masalah.
Anies mengatakan bahwa hal pertama yang bisa dilakukan adalah memasuki masalah itu sendiri. Jadikan diri kita sebagai bagian dari masalah pendidikan, masalah harus dimiliki agar kita tergerak untuk memperbaikinya dengan karya nyata. Indonesia Mengajar adalah bagian dari karya nyata seorang Anies Baswedan dalam memberikan pengalaman baik untuk guru maupun anak-anak sekolah di pelosok. Indonesia Mengajar adalah bentuk pemenuhan janji bangsa Indonesia dalam ''Mencerdaskan kehidupan bangsa'' yang tertuang dalam UUD 45.
Guru.. Yah.. Bagi Anies, guru punya peran strategis dalam membangun semangat kebangsaan dan membangun bangsa yang terdidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tetapi kualitas guru yang ada belum sepenuhnya memadai, guru-guru berkualitas hanya ada di kota-kota besar dengan fasilitas gaji yang memadai, rumah, dan tunjangan ini itu. Berbeda dengan guru yang ada di pelosok, padahal murid-murid tidak mengenal kota dan desa. Murid-murid adalah anak yang memiliki potensi luar biasa dalam belajar. Dan jangan dilupakan bahwa generasi selanjutnya yang akan meneruskan bangsa ini adalah anak-anak sekarang.
Anies sebagaimana akademisi lainnya, juga memberikan data dan fakta global seputar pendidikan. Tentang Amerika, China, India, Taiwan, dan Singapura yang fokus pada pendidikannya sangat besar dibanding Indonesia. Kemudian fakta-fakta tentang produk hasil sekolah yang kemudian menjadi bagian dari kebanggaan bangsanya.
Anies juga menyoroti tentang kualitas mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia dengan lulusan Perguruan Tinggi di luar negeri seperti China. Jauhlah pokoknya kalau bicara fakta yang dipaparkan Anies Baswedan.
Di acara tersebut juga hadir Budayawan Aat Soeratin yang membuka acara dengan mengkhidmati hari kemerdekaan RI dengan menyanyikan lagu kebangsaan serta merangkai acara awal dan akhir yang menarik. Setelah Anies Baswedan memaparkan pandangannya tentang pendidikan, diskusi interaktif dilakukan dengan peserta. Setelah acara diskusi beres, menjelang berbuka puasa Anies Baswedan kemudian menyalakan obor di depan merah putih. Obor semangat kebangsaan yang harus terus dinyalakan untuk generasi bangsa yang lebih baik. Anies sudah membawa semangat kebangsaan pada diskusi sore itu!
Terima kasih Anies Baswedan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H