Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana (Tidak) Menarik!

26 Oktober 2010   00:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_302581" align="alignright" width="300" caption="Across The Universe (www.shutterstock.com)"][/caption] Pujian serta sanjungan untuk kompasiana, mengalir deras. Apalagi sekarang sedang berada dalam masa ulang tahun yang kedua. Rata-rata mereka bersyukur menemukan sebuah tempat untuk belajar menulis. Menulis, menuang ide dalam karya adalah sebuah kegiatan yang mengasikan. Wajar saja jika banyak para penulis yang baru atau yang sudah malang melintang, sangat menyukai wadah menulis bernama kompasiana. Kompasiana menjadi media pelimpahan tulisan, dari yang mulai ecek-ecek (maksudnya tak penting) sampai yang benar-benar berkualitas hadir di media ini. Kasarnya begini, tulisan yang tidak layak muat di Kompas Cetak, akan menjadi layak muat bagi kompasiana. Pujian lainnya adalah kekeluargaan dan persahabatan. Saya membuktikan sendiri bagaimana kuatnya sisi emosi ketika membaca tulisan 'seseorang' begitu pula ketika ditanggapi oleh 'seseorang'. Seseorang yang banyak ditanggapi begitu pula yang banyak menanggapi akan mendapati banyak hal yang menarik. Misalnya mendapatkan ide dari tanggapan atau mendapati sisi lain dari penanggap-penanggap lainnya. Lalu keakraban yang muncul karena tulisan mampu memasuki ruang hati yang terdalam. Keakraban itu bisa terlihat dari setiap tanggapan dari satu kompasianer ke kompasianer lainnya. Inilah yang tidak dirasakan dalam blog-blog pribadi. Pujian selanjutnya dari saya adalah sisi lain. Saya suka sekali membaca postingan di kompasiana yang memberikan persfektif berbeda, sebaliknya dan unik dari mainstream yang berkembang. Melihat sisi lain ini memberikan banyak pelajaran serta mampu melihat sisi yang tidak terbaca oleh orang lain. Kemampuan ini tentu saja ada pada mereka yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis. Kalau saya suka mencoba menulis dari sisi yang lain, sebenarnya berusaha untuk belajar menulis tidak seragam dengan kebanyakan penulis di kompasiana. Sisi-sisi lain inilah yang membuat sebuah tulisan menjadi sangat menarik, dan saya menemukan banyak sisi lain dari tulisan di kompasiana ini. Tidak Menarik! Tetapi tahukah anda bahwa diluar puja dan puji serta sanjungan yang begitu besar pada Kompasiana, sebenarnya memiliki sisi yang tidak menarik? Inilah yang pernah membuat saya melebarkan garis edar menghindari orbit Kompasiana. Sengaja menjauh karena mendapati sesuatu yang tidak menarik lagi. Dulu pernah keranjingan menulis, menanggapi bahkan keranjingan online saking 'ngebet' suka banget sama Kompasiana. Tetapi ditengah suasana itu, saya hampir menarik diri untuk tidak 'mosting'. Beberapa hal yang menjadi kompasiana tidak menarik bagi saya adalah tulisan yang di copy paste utuh dari beberapa media internet walaupun menyebutkan sumber. Sebut saja dari vivanews, dari okezone, dari yahoo.co.id, dari kaskus.com dan dari media internet lainnya. Walaupun sudah ada ketentuan tidak boleh meng-copy paste, tapi kenyataan ada beberapa kompasianer yang mengambil dari media lain lalu 'mosting' di kompasiana. Kalau satu sumber utuh, itu namanya plagiat yang mencantumkan sumber. Saya akui beberapa postingan saya juga hasil reduksi dari beberapa media internet. Sebut saja dari id.wikipedia.com lalu vivanews.com dll. Tetapi harap di garisbawahi bahwa saya 'mereduksi' mengambil beberapa bagian dari beberapa media kemudian mengolahnya dalam sebuah tulisan saya. Kalau istilah memasak, saya mengambil bumbu serta bahan-bahan masakan dari banyak sumber lalu mengolahnya dalam satu resep dan akhirnya saya hidangkan ke pembaca dalam bentuk masakan saya. Saya tidak mengambil masakan orang lain lalu saya klaim sebagai masakan saya. Isu yang diambil dari media lain sekedar meramaikan kompasiana, menurut saya tidak bijak. Hal ini menyangkut etika menulis yang harus jujur, terbuka dan adil (hahahaha kayak pemilu euy). Pokoknya, kejujuran itu harus diperjuangkan. Bayangkan jika suatu saat tulisan anda yang terbaik, terpopuler dan terfavorit, tiba-tiba diklaim oleh orang lain sebagai tulisannya. Tidak enak kan? Nah begitu juga sebaliknya ketika kita mengambil tulisan orang lain. Beda halnya untuk kasus unik yang berada jauh dari jangkauan dalam negeri. Misalnya sesuatu yang unik di Rusia, lalu diangkat oleh Kompasianer Rusia dan di-posting-kan kembali melalui kompasiana. Sesuatu yang unik, bernilai berita, penting dan berguna bagi kemajuan masyarakat Indonesia tentu saja akan menarik banyak perhatian. Di luar itu semua, saya percaya benih kebaikan akan menghasilkan buah kebaikan. Setiap postingan Kompasiana, pasti memberi banyak kesan berarti bagi kompasianer lainnya juga untuk pembaca diluar kompasiana. Minimal untuk referensi menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun