Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakartasentris

25 Juni 2010   23:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:17 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_177758" align="alignright" width="300" caption="Jakarta (irma20.multiply.com)"][/caption]

Kebijakan pemerintah itu selalu jakartasentris, mereka tidak menyadari bahwa Indonesia itu luas dari Sabang sampai Merauke. Jakarta selalu dijadikan tolak ukur dalam membuat kebijakan baru, misalnya wacana pencabutan subsidi terhadap bahan bakar kendaraan roda dua. Tersebutlah bahwa motor itu sudah menjamur di kota Jakarta, pertumbuhan jamur ini sangat cepat. Lambat laun, jamur ini menggerogoti minuman kendaraan roda empat.

Namanya menjamur berarti semakin banyak, jika awal tahun misalnya hanya tercatat 10.000 motor yang beredar di Kota Jakarta, kemudian di tahun selanjutnya menjadi 100.000 bahkan naik lebih banyak lagi. Jika tidak dikendalikan, bisa jadi bahan bakarnya untuk kendaraan roda empat habis oleh kendaraan roda dua, sang raja jalanan ini. Di kota besar seperti Jakarta, kendaraan roda dua memang sangat menakutkan.

Beruntunglah bagi mereka yang tinggal di Jakarta. Anda patut bersyukur karena sedikit saja masalah di Jakarta sering dijadikan alasan untuk kebijakan nasional. Gedung DPRD miring, Jakarta Banjir, monorail, gedung bertingkat akan menjadi topik yang selalu hangat diperbincangkan dibanding melihat lebih jauh ke dalam. Misalnya ke pulau Kalimantan yang gundul oleh pembalakan liar, serta akses jalan yang kurang baik. Begitu juga masuk ke Sumatera, ancaman kehilangan keanekaragaman hayati oleh pembalakan liar sudah nyata, begitu juga dengan akses jalan raya yang tidak sebaik Jakarta. Bila Jakarta mampu menerangi malam-malamnya dengan lampur warna-warni serta gemerlap kehidupan malam, maka Jakarta akan dengan mudah untuk mengatakan hemat listrik dong daerah, kami tak mau gelap malam-malam.

Jakarta itu bukan Indonesia, jika Jakarta adalah ukuran kemajuan Indonesia, maka Indonesia termasuk negara yang sangat maju. Mall besar dimana-mana, gedung tinggi pencakar langit disetiap sudut jalan, seolah bersaing berlomba menggapai langit. Jalanan Jakarta mulus-mulus serta mobil yang lalu lalang sangat banyak, saking banyaknya kemacetan dimana-mana. Jakarta memang berbeda dan itu harus diakui bahwa ukuran kemajuan Indonesia terkadang dimulai dari Jakarta, padahal sekali lagi, Indonesia itu luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun