Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tanah yang Berdinamika

7 Mei 2010   13:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_135768" align="alignright" width="300" caption="Tanah Yang Berdinamika (ilustrasi www.atmos.albany.edu)"][/caption] “Kita pikir selama ini emas dan berlian adalah benda yang berharga,” ujar Wangari Maathai, penerima Nobel Perdamaian dari Kenya, yang membantu wanita-wanita di negaranya menanam lebih dari 40 juta pohon. “Kita menyebutnya mineral mulia, tapi materi yang ada di atasnyalah—yaitu tanah—yang sebenarnya paling berharga bagi umat manusia,”(Wangari Maathai) Kutipan diatas adalah ungkapan Wangari Maathai dalam film Dirt! The Movie. Yah.. Tanah sangat penting bagi kehidupan. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tanah adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Kata seorang enviromentalist, tanah seperti anak karena dia dirawat, tanah juga seperti seorang ibu karena dia memberikan kehidupan berupa makanan, menyediakan segala kebutuhan untuk hidup. Ada kentang, padi, jagung dlsb. Dari tanah tumbuh rumput, rumput dimakan sapi, sapi memberikan susu dan daging. Tanah penuh dengan mikroba pembuat subur tanah. Mahluk hidup yang mati akan diuraikan oleh mikroba dalam tanah dan membuat tanah subur untuk tanaman. Berputar-putar disekitar tanah, maka kita akan sadar betapa tanah sangat penting dalam mendukung kehidupan ini. Tidak sampai disitu, tanah ternyata adalah bahan konstruksi bangunan. Di India, tanah dicampurkan dengan kotoran sapi, sedemikian rupa di aduk sehingga menjadi semacam adukan pasir dengan semen. Ah semen, bukan alamiah. Semen itu sintetis diambil dengan cara ditambang. Merusak lingkungan dan tidak berkelanjutan. Tanah tidak demikian, selain membuat kehidupan menjadi baik. Tanah memberikan nilai lebih bagi alam sekitar. Tetapi tunggu dulu, benarkah tanah tidak mendapatkan godaan besar untuk dirusak? yah... kerusakan demi kerusakan terus menggempur tanah. Ada banyak kasus-kasus yang menyebabkan degradasi tanah, hilangnya mikroba baik dalam tanah serta penghancuran besar-besaran tanah permukaan oleh pertambangan. Penutupan lahan oleh aspal dan beton, serta penebangan hutan yang tidak terkendali. Inilah masalahnya. Tanah menjadi tidak subur, selain itu revolusi hijau.. yah revolusi hijau dengan ditemukannya pestisida, mesin pengolah tanah, dan monokultur sangat merusak jaringan tanah sedikit demi sedikit. Monokultur tidak menghasilkan banyak produksi sumber makanan, monokultur malah membuat tanah menjadi rusak, rusaknya tanah ini karena organisme yang sangat berperan penting dalam tanah menjadi hilang. Tanah yang tercemar tidak saja merugikan manusia secara umum, tetapi juga mahluk hidup lainnya. Pestisida yang disebar dalam tanah, yang tidak larut bisa mencemari perairan seperti yang terjadi di Amerika Selatan. Teluk tercemar dan yang tersisa hanya ubur-ubur. Tanpa tanah yang baik, kita tidak akan bisa bertahan hidup dalam menghadapi ancaman pemanasan global. Kekeringan dan kualitas tanah yang menurun secara tidak langsung akan menurunkan kualitas hidup manusia. Manusia akan kesulitan mendapatkan makanan karena tidak ada tanah untuk menanam tanaman. Dari tanah itu banyak sekali dinamika yang berhubungan satu sama lain, sambung menyambung saling berhubungan yang ujungnya pada penurunan kualitas kehidupan manusia dan alam itu sendiri. Kalau mengingat pentingnya tanah untuk kehidupan, untuk mendapatkan se-gram emas ternyata mengorbankan beberapa kilo bahkan kuintal tanah yang berharga. Emas kecil, dinikmati segelintir tetapi menyebabkan dampak yang besar bagi kehidupan. Demikian juga penambangan batu bara, intan dan penambangan lainnya. Itulah beberapa inti dari diskusi tentang tanah yang dilaksanakan relawan YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi)  di Walhi Jawa Barat pada Jumat, 7 Mei 2010. Petikan-petikan intisari diskusi dan pemutaran film itu untuk menjawab pertanyaaan seberapa pentingkah tanah bagi kehidupan kita? Bagaimana kondisi tanah Bumi saat ini? Saya secara pribadi terinspirasi banyak oleh diskusi dan film itu. Catatan ini adalah bagian dari inspirasi setelah nonton film Dirt! The Movie. Oke deh...  Sedikit saja kepedulian kita terhadap lingkungan akan besar manfaatnya bagi kehidupan yang akan datang. Go Green, Yes We Can ! Salam Lestari [caption id="attachment_135769" align="aligncenter" width="300" caption="Soil Life (ilustrasi http://pgsgrow.com)"][/caption] [caption id="attachment_135770" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana Nonton Bareng (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_135771" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Bersama Usai Diskusi dan Nonton Bareng (dok.pribadi)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun