Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Mengeluh!

5 Maret 2010   00:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_85448" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi diunduh dari google.com"][/caption] Mengeluh berasal dari kata dasar keluh, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia hal 553 susunan W.J.S. Poerwadarminta keluh berarti terlahirnya perasaan susah (karena menderita sesuatu yang berat, kesakitan). Sementara mengeluh berarti melahirkan keluh kesah. Orang yang mengeluh adalah pengeluh. Saya harus mengucapkan terima kasih kepada instruktur di pendidikan dasar pecinta alam. Pengalaman mengikuti pendidikan dasar pecinta alam bagi saya sangat berkesan sampai sekarang. Salahsatunya adalah menyebarkan virus anti mengeluh. Yang masih terbayang dalam memori saya adalah ''Jangan Mengeluh, Tuan''. Setiap kali saya dan peserta lainnya terlihat letih, lesu dan meringis, setiap kali itu juga terdengar kalimat ''Jangan Mengeluh, Tuan!''. Adakalanya hati ini ngedumel, mendengar kalimat itu. Rasanya saya ingin berontak untuk mengatakan, cape, pedih, lelah dan letih. Tetapi saya tak kuasa, saya malah berpikir lebih dalam. Saya berpikir 'jangan mengeluh, jangan mengeluh!'. Pasti berguna bagi saya dikemudian hari. Pengalaman menjadi peserta saya jadikan pelajaran ketika akhirnya saya memiliki kesempatan menjadi bagian dari instruktur pendidikan dasar. Sama dengan nilai positif para instruktur terdahulu, saya menyebarkan virus anti mengeluh ini kepada para peserta. Setiap kali terlihat ada peserta mengeluh karena dingin, saya katakan ''Jangan Mengeluh!''. Setiap kali ada yang mengeluh karena medan yang menanjak, saya katakan ''Jangan Mengeluh!''. Maka setiap kali peserta merasakan penderitaan, pasti akan saya katakan ''Jangan Mengeluh!''. Saya tidak tahu efeknya bagi mereka setelah saya, saya hanya berusaha membagi pengalaman tentang tidak baik dan tidak perlu berkeluh kesah. Zaman sekarang adalah zamannya facebook, sekali lagi facebook. Saya bisa melihat setiap saat para facebooker ketika senang, susah dan netral. Yang mengherankan bagi saya pasti tentang mengeluh. Yah.. Facebook menjadi media untuk mengeluh. Saya tak habis pikir ketika membaca status mengeluh, jalanan macetlah, cuaca panaslah, komputer bermasalahlah, ujian yang susahlah, semua-semua yang terjadi dikeluhkan di facebook. Kenapa tidak menuliskan hal-hal yang positifnya saja, cari sesuatu yang baiknya. Memang tidak semuanya mengeluhkan segala sesuatunya di facebook, saya menemukan juga yang baik. Misalnya catatan-catatan yang mencerahkan, catatan-catatan yang kritis. Juga status-status yang mengajak kebaikan, semangat dan cinta. Mungkin inilah dialektika di facebook, ada baik pasti ada buruk, ada negatif pasti ada juga positif, ada yang berkeluh kesah ada juga tidak berkeluh kesah. Namanya juga dunia, segala sesuatunya pasti ada kebalikannya. Yang saya yakini semua ini adalah cara Tuhan menyeimbangkan. Dalam kamus saya, menjadi lelaki berarti ''Jangan Mengeluh!''. Manusiawi jika pada saat tertentu kita mengeluh. Manusia ada batasnya, misalnya cape, lelah dsb. Masalahnya bukan mengeluh, tetapi bagaimana bangkit agar tidak mengeluh berkepanjangan. Mengeluh di Facebook, So What Getoooooh! [caption id="attachment_85450" align="alignleft" width="200" caption="Ilustrasi dari yahoo.com"][/caption] Kembali ke Facebook, facebook memang fantastis, banyak orang yang menumpahkan ekspresinya di jejaring sosial ini. Efeknya mungkin bisa mengurangi sedikit kekesalan ataupun kelebihan energi kreatif. Saya mungkin termasuk satu dari sekian banyak pengguna jejaring sosial ini yang menumpahkan energi keinginan menulis minus mengeluh. Yah... bagi saya mengeluh tidak masuk kamus hidup, saya katakan jangan mengeluh. Apapun hal yang membuat bisa keluarnya sebuah keluhan, saya tekan sedemikian rupa agar yang keluar adalah positif thinking. Keluhan yang muncul di status update facebook beragam dari mulai yang penting sampai yang tidak penting. Misalnya saja saya menemukan keluhan. "Duh hari ini panas yah" atau "Hujan lagi- hujan lagi" Kalau hari ini panas, so what? kalau hari ini hujan, so what juga! tapi bagi sebagian orang mungkin itu penting jadi silahkan saja mengeluh karena saya tidak akan mengikuti jejak para pengeluh di facebook. Mau mengeluh... silahkan saja, hari yang panas, hari yang hujan. so whaat getooooh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun