Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sisi Lain Film Khan

28 Februari 2010   10:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:42 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_83336" align="alignleft" width="300" caption="Photo diunduh dari allmoviephoto.com"][/caption] Film Khan adalah film percintaan, penuh cinta, dramatis dan fantastis. Salahsatu cinta itu adalah cinta ibu kepada anak-anaknya. Satu segmen cinta itu tidak bisa dilupakan dalam film Khan. Ibu dengan kasih sayang yang tulus, pengertian, perhatian dan segala cinta yang tercurah pada Rizvan Khan (Shah Rukh Khan) yang bisa membuat dia menjadi seorang manusia percaya diri, bermental baja, optimis dan tetap menebar harapan untuk berbagi kebaikan. Ibunya mengajarkan bagaimana manusia itu sama, tidak ada perbedaan agama, warna kulit, suku bangsa dan ras. Yang membedakan hanya orang baik dan orang tidak baik. Dasar-dasar kebaikan yang diajarkan sejak kecil tumbuh dan berkembang terus dalam benak Rizvan Khan sampai dewasa. Misalnya tentang perbuatan kebaikan, kasih sayang dan selalu menepati janji. Ibu selalu mendukung Rizvan Khan dalam banyak hal, mengajarinya bahkan mengarahkan pendidikannya pada Guru Wadia yang juga berjasa membentuk karakter Rizvan Khan dengan cerita-cerita yang tentang banyak hal. Rizvan Khan kecil memiliki kemampuan memperbaiki semua jenis peralatan yang berhubungan dengan mesin, ini pula yang nantinya membuat dia bisa bertahan dalam perjalanannya menemui Presiden Amerika. Perjalanannya untuk menepati janji kepada Mandira (Kajol). Janji itu untuk mengatakan bahwa dia bukan teroris, "My name is Khan, and i'm not terorist". Janji, ya.. Rizvan Khan selalu diajarkan ibunya untuk menepati janji dan berusaha mendapatkan kebahagiaan. Permintaan menemui Presiden Amerika adalah lontaran Mandira ketika kemarahannya memuncak karena kematian anaknya (Sameer Khan). Kematian ini dianggap karena Rizvan Khan beragama islam, kebencian yang memuncak akhirnya melontarkan permintaan untuk mengumumkan kepada dunia bahwa Rizvan Khan bukan teroris. Mandira adalah sumber kebahagiaan Rizvan Khan, bersama Mandiralah dia merasa bahagia dan dia tidak mau kehilangan kebahagiaannya seperti pesan ibunya agar dia berusaha mendapatkan kebahagiaan. Inilah yang memulai perjalanan panjangnya dalam menepati janji serta berusaha agar bisa kembali bersama Mandira. Kembali ke sosok ibu Rizvan Khan, ibunya tahu, sama seperti ibu-ibu lain yang memiliki anak berkebutuhan khusus, bahwa Rizvan Khan perlu perhatian khusus untuk bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya. Ini pula yang akhirnya menjadi bumerang, adiknya Rizvan Khan merasa ibunya pilih kasih dalam mendidik dan memperhatikan anaknya. Inilah salahsatu sisi baiknya Karan Johar dalam membuat cerita tetap rasional. Diluar sisi tidak terperhatikannya seorang adik Rizvan Khan oleh ibunya, bagi saya tetap saja sosok ibu tersebut mampu membangun sikap percaya diri Rizvan Khan. Memberikan banyak pengertian-pengertian tentang kebaikan dan nilai-nilai universal lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun