Mohon tunggu...
Wildatu Iliyin
Wildatu Iliyin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

I wish a good day

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsuf Pertama di Dunia

1 November 2021   11:01 Diperbarui: 1 November 2021   22:14 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

About Philosophy

Wildatu Iliyin

Apakah dibenak kalian sering muncul pertanyaan (“Apasih sebenarnya Filsafat itu?, apakah belajar Filsafat dapat menjauhkan kita dari Agama dan Tuhan?, dan pertanyaan-pertanyaan lain).

Jadi menurut saya semua orang itu berfilsafat, semua manusia mempunyai kacamata yang berbeda dalam memandang dunia, mulai dari perbedaan pandangan, pengalaman dan cara manusia dalam berfikir tentang segala sesuatu baik untuk menusia sendiri atau dunia.  Dengan itulah dapat melahirkan berbagai aliran-aliran yang muncul. Sebenarnya filsafat bisa diumpamakan sebagai “Pisau” yang menjadi sebuah alat untuk membedah atau menjawab banyak pertanyaan baik dan buruk yang ada didunia, sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan berat tentang perilaku manusia.

Bisa dikatakan Filsafat merupakan Mode Of Thingking (cara berfikir), jadi tergantug bagaimana seseorang dalam berfikir, filsafat bisa dijadikan sebagai penyerang Agama dan juga bisa untuk memperkuat doktrin agama. Jadi tergantung seseorang dalam menggunakan filsafat  tersebut. Bertrand Russel berpendapat bahwa “Filsafat merupakan lahan kosong yang diperebutkan ilmu pengetahuan dan agama.

Berbicara tentang filsafat, mengenai orang yang sedang mencari kebijaksanaan atau kebenaran bisa disebut sebagai filsuf. Seorang filsuf pertama didunia dalam tradisi barat adalah Thales atau dikenal dengan Bapak Filsafat pada abad ke-6 (625 SM-545 SM) yang mempunyai pendapat bahwa “Dunia ini berasal dari air”. Karena pada zaman dahulu beberapa hal yang dapat membuat manusia mempunyai keterbatasan dalam berfikir atau melakukan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang, sehingga menurut tokoh Thales berpandangan seperti itu dikarenakan pada saat itu mereka hidup di pinggiran pantai atau laut dan kondisi alam pada masa itu. 

Beliau mempunyai murid yang bernama Anaximandes atau Anaximandros (610 SM-540 SM) berpandangan bahwa “Kehidupan berasal dari air”, karena beliau merupakan murid dari Thales kemungkinan besar ajaran-ajaran atau teori yang dibawa sepemikiran dengan Thales. Selanjutnya yaitu Heracleitos (540 SM-480 SM) seorang filsuf Yunani Kuno pra-Sokratik yang tidak tergolong madzab apapun dan merupakan filsuf yang muncul di wilayah Asia Minor , beliau berpandangan bahwa “Dunia tercipta dari Api”, karena pada saat itu beliau hidup di kaki gunung berapi. 

Beliau berpandangan bahwa terdapat suatu dzat yang menjadi awal munculnya segala sesuatu, jadi beliau tidak mempercayai kekosongan sebelum dunia terbentuk. Menurut beliau dengan sifat api yang dapat menghanguskan sesuatu, hal tersebut mungkin juga dapat memberi kehidupan seperti matahari, air, udara dan sebagainya. 

Itulah mengapa Heracleitos mengutamakan “Perubahan” dan “Pertentangan” yang selalu mengalir di dunia ini. Tokoh selanjutnya yaitu Parmenides (540 SM-475 SM), beliau paling terkenal dengan pemikirannya yang bertentangan denga Herakleitos, sebab beliau berpendapat bahwa “ Segala sesuatu yang ada tidak berubah”. Jadi menurut beliau segala sesuatu yang sudah ada dan sudah atau sedang terjadi tidak dapat berubah, sesuai dengan dzatnya.

Beliau berpandangan bahwa “Dunia berasal dari satuan terkecil yang ada”. Tokoh selanjutnya yaitu Democritus (460 SM-370 SM) yang mempunyai pandangan “Dunia berasal dari satuan terkecil yang tak terbagi (Atom) yang berasal dari kata (A) tidak (Thome) terbagi. 

Pandangan tersebut dinilai mempunyai kemiripan atau kesamaan seperti yang dikemukakan oleh Parmenides, akan tetapi hanya memasukkan  kata atom pada penjabarannya. Keempat filsuf tersebut diberi sebutan dengan gelar Filsuf Alam, karena perhatian dan pemikiran mereka dipusatkan pada alam dan bagaimana tercipanya alam semesta. Dikarenakan kondisi alam pada masa itu sangat berpengaruh dan dapat melahirkan pemikiran atau pandangan manusia.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun