Guru dalam bahasa sansekerta terdiri dari 2 kata yaitu Gu dan Ru, yang mana Gu memiliki arti kegelapan dan Ru yang berarti cahaya. Terdapat 2 kata berlawanan namun memiliki arti yang dalam yaitu cahaya penghancur kegelapan. Guru dalam bahasa sansekerta pun memiliki arti "berat". Sehingga bila diartikan guru merupakan seorang pelayan manusia yang dengan pengetahuan berbobot, akhlak bagus, dan teruji yang memiliki tugas berat yaitu untuk memanusiakan manusia termasuk dirinya sendiri sebagai manusia biasa. Pekerjaan yang berat bukan? sang pahlawan tanpa tanda jasa.Â
Guru itu seperti sinapsis dalam sistem saraf kita, sebuah celah penghubung antar sel saraf yang membawa impuls dalam neurotransmitter. Analoginya guru merupakan sinapsis, impuls adalah ilmu dan akhlak, sedangkan sel-sel saraf merupakan para peserta didik, orang tua dan lingkungan sekitarnya. Dalam penghantaran impuls, sel-sel saraf mengalami tiga fase yaitu polarisasi, depolarisasi, dan repolarisasi. Mekanisme yang bisa kita samakan dengan kehidupan para guru. Polarisasi yaitu ketika sel saraf dalam keadaan istirahat, pada fase ini guru dan peserta didik beristirahat dari kegiatan belajar dan mengajar.Â
Kemudian tahap depolarisasi yaitu saat sel saraf dilalui impuls, pada tahap ini guru akan menyiapkan perangkat pembelajaran, mendidik peserta didik, mengevaluasi, meremedial peserta didik, mempelajari ilmu untuk meningkatkan kompetensinya, serta berdiskusi bersama wali peserta didik, rekan guru, dan para ahli di berbagai bidang khususnya pendidikan. Tidak mudah melewati fase ini, banyak kerikil kecil dan mungkin batu besar yang dihadapi.Â
Pola asuh yang berbeda, akhlak peserta didik dari yang kurang baik sampai baik, hingga kehidupan pribadi yang harus dikorbankan. Fase ketiga yaitu repolarisasi dimana sel saraf sudah dilalui impuls dan dalam keadaan beristirahat kembali. Pada fase repolarisasi, bisa dibilang guru akan memanen hasil kerja kerasnya. Adanya gaji, tunjangan, liburan, prestasi akademik dan non akademik peserta didik, kepuasan peserta didik dan wali peserta didik akan pelayanan, serta yang sangat diharapkan yaitu adanya perubahan akhlak peserta didik yang semakin menuju ke arah kebaikan.
Begitulah kehidupan seorang guru, tidak pernah berhenti belajar untuk memanusiakan peserta didik, masyarakat di sekitarnya, dan dirinya sendiri walau banyaknya rintangan yang menghadang. Guru harus bisa menikmati setiap prosesnya dengan sabar karena tidak ada tombol pause dalam kehidupan ini, yang ada hanya tombol start dan end yang penekanan tombol itu kuasanya hanya dipegang Allah azza wa jalla. Teruslah bersabar dan berharaplah hanya kepada Allah, bisa jadi salah satu anak muridmu yang akan menarik tanganmu ke surga-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H