Pilkada DKI Jakarta meninggalkan kenangan memilukan. Sejumlah partai politik gelisah melihat hasil pesta demokrasi secara serentak yang diterapkan untuk pertama kalinya. PDIP, sebagai partai pemenang pada pemilu 2014 lalu, yang awalnya di tiap-tiap pelosok daerah berserakan bendera merah bergambar banteng, kini terseok-seok, mengalami nasib yang sungguh amat menyedihkan. 45 kader yang diusung PDIP menjadi kepala daerah di berbagai wilayah kalah. Pun di Jakarta. Hanya demi seorang Ahok, PDIP harus rela kehilangan kader terbaiknya. Dialah Boy Sadikin, putra sang legenda Jakarta Ali Sadikin.
Tak hanya PDIP, hampir seluruh partai politik lama mengalami kemerosotan yang sangat drastis. Golkar misalnya, yang awalnya pada pemilu 2014 berhasil meraih suara 8, 49% di Jakarta, kini hanya mampet di angka 3, 5%. Pun dengan PPP, yang sebelumnya mendapat suara 9, 43%, turun drastis menjadi 2, 5%. Hanura, dari 9, 43% menjadi 1, 0%. Sungguh, sebuah hasil yang dapat menyesakkan dada.
Sementara di lain pihak. Partai pendatang baru tak disangka-sangka meraih hasil yang mengejutkan. Partai Perindo yang baru seumur jagung, secara mengejutkan melibas parta-partai lawas seperti Golkar dan seterusnya dan seterusnya tadi. Bayangkan, usai Pilkada DKI Jakarta, Perindo bertengger di peringkat 4 dengan hasil raihan suara 5, 8 % di bawah PDIP, Gerindra, dan PKS.
Melihat hasil yang amat amat memalukan itu, partai-partai tersebut tak tinggal diam. Mereka satu suara berusaha menghalau pergerakan Perindo yang dipandangnya semakin melesat. Meski sebelumnya diremeh-temehkan, mereka akhirnya bersatu membendung Perindo yang elektabilitasnya terus naik.
Terbukti dalam beberapa hari terakhir, fitnah serapah terus mengalir ke Perindo dan Hary Tanoe (HT). Mulai dari fitnah HT muallaf hanya demi kepentingan politik 2019, hingga isu hoax HT berpoligami. Sungguh fitnah yang tak masuk akal, dilancarkan hanya untuk menjatuhkan elektabilitas Perindo dan kredibilitas seorang Hary Tanoe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H