Sudah kalah, masih saja fitnah. Hary Tanoe dan Partai Perindo korbannya. Ia terkena serangan fitnah yang sama sekali tak berdasar dan bahkan salah besar. Jangankan disuruh untuk membuktikan, disuruh menunjukkan link berita saja mereka tak mampu. Pelaku fitnahnya tetap sama. Dia lagi dan dia lagi. Itu dan itu-itu saja. Tak ada yang lain.
Pertanyaannya, kenapa yang melulu menjadi sasaran fitnah adalah Hary Tanoe? Mengapa pendukung Anies-Sandi lainnya seperti Shohibul Iman, Zulkifli Hasan, dan para tokoh pendukung Anies lainnya lepas dan mungkin jarang terkena sasaran fitnah? Jawabannya sederhana, tentu karena HT memiliki peran yang sangat besar dalam kemenangan Anies-Sandi.
Hanya bermodalkan foto HT bersama James Riady dan Tommy Winata, mereka lantas menuduh Anies didukung oleh penguasa, Lippo dituduh sebagai penyandang dana kampanye Anies. Benarkah demikian? Mari buktikan kebenarannya.
Faktanya?
Ini bukan mengada-ada, dan sudah menjadi rahasia umum. Tentu anda masih ingat dengan Sunny Tanuwidjaja, seorang staf pribadi Ahok yang beberapa waktu lalu menghebohkan publik. Secara terang-terangan Ahok bercerita bahwa Staf pribadinya itu memiliki hubungan dekat dengan Lippo.. Bisa anda bayangkan, jika staf pribadinya saja dekat dengan Lippo, maka dapat dipastikan Ahok juga memiliki hubungan kedekatan yang sama.
Satu lagi. Sekedar informasi, berikut penyandang dana kampanye Ahok saat Pilkada kemarin. James Riady, (Lippo Group), Tahir (mayapada Group), Aguan dan Tommy Winata (Agung Sedayu Group), Sutjipto Nagaria (Summarecon Group), Edward Suryadjaya (Astra Group), dan lain-lain. Silahkan baca daftar lengkapnya di sini.
Kembali ke jawaban dari pertanyaan di awal tadi tentang Hary Tanoe. Secara serentak dan bertubi-tubi, fitnah serapah selalu mereka lancarkan kepada HT. Ini membuktikan bahwa HT memiliki kekuatan dan pengaruh besar.
Selain itu, Partai Perindo yang meski baru seumur jagung, kekuatannya semakin hari semakin menanjak, serta kepercayaan masyarakat terhadap Partai Perindo yang semakin tak terbendung, membuat mereka semakin gencar melancarkan fitnah, agitasi dan propaganda. Mereka gerah melihat perkembangan Partai Perindo yang belakangan semakin besar.