Mohon tunggu...
Wilda Pasalli
Wilda Pasalli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa gizi yang memiliki ketertarikan pada dunia kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memahami Anemia: Gangguan Kesehatan Global yang Terabaikan

24 September 2024   14:15 Diperbarui: 24 September 2024   14:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anemia merupakan salah satu masalah Kesehatan global yang paling umum namum sering terabaikan. Anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah, terlepas dari penyebab yang mendasarinya, morfologi sel darah merah, atau fungsi sel darah merah. 

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anemia mempengaruhi lebih dari 1,6 miliar orang diseluruh dunia, dengan angka prevalensi tertinggi dinegara berkembang. Meskipun dampaknya serius, banyak yang masih memandang anemia sebagai gangguan yang ringan. 

Padahal, anemia dapat mengurangi kualitas hidup, menurunkan produktivitas, serta menyebabkan komplikasi yang berbahaya, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia. Essay ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai penyebab, dampak serta tantangan penanganan anemia di Tingkat global, dengan fokus pada Upaya pencegahan, edukasi, dan peran kebijakan Kesehatan.

Anemia disebabkan oleh berbagai faktor, yang dapat dibagi menjadi kekurangan nutrisi, kondisi medis, dan faktor genetik. Anemia defisiensi besi adalah bentuk anemia yang paling umum dan disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi dalam makanan. Zat besi adalah komponen penting dalam produksi hemoglobin, sehingga kekurangan zat ini akan menghambat proses pembentukan sel darah merah yang sehat. 

Selain itu, kekurangan vitamin B12 dan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, karena kedua nutrisi ini berperan penting dalam sintesis DNA dan pembentukan sel darah merah. Faktor lain yang menyebabkan anemia termasuk penyakit kronis seperti penyakit ginjal, infeksi kronis, dan kanker yang dapat mengganggu produksi sel darah merah. Anemia juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, seperti anemia sel sabit dan thalassemia, di mana terjadi kerusakan pada struktru atau jumlah hemoglobin dalam darah.

Gejala anemia bervariasi tergantung pada Tingkat keparahan dan penyebabnya. Gejala umum meliputi kelelahan eskrem, pucat, pusing, sesak nafas, dan detak jantung yang tidak teratur. Pada beberapa kasus individu dengan anemia dapat mengalami pingsan atau penurunan fungsi kognitif, terutama pada anak-anak yang sedang berkembang. 

Untuk mendiagnosis anemia, dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengukur kadar hemoglobin dan hematokrit. Tes tambahan mungkin dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti anemia, seperti pemeriksaan kadar feritin (penyimpanan zat besi), vitamin B12, atau asam folat dalam darah.

Dampak anemia tidak dapat diabaikan. Pada ibu hamil, anemia meningkatkan risiko kelahiran premature dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Pada anak-anak, anemia dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif, menyebabkan keterlambatan belajar serta menghambat pertumbuhan. Orang dewasa yang menderita anemia cenderung mengalami penurunan produktivitas, karena kelelahan yang berlebihan dan penurunan kemampuan fisik. Pada kasus yang lebih serius, anemia kronis dapat menyebabkan kerusakan organ, karena tubuh terus-menerus kekurangan oksigen. Jatung adalah organ yang paling terpengaruh, karena harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung.

Meskipun anemia memiliki dampak yang luas, gangguan ini sering dianggap sebagai masalah Kesehatan yang terabaikan, terutama di negara berkembang. Faktor-faktor seperti kemiskinan, gizi buruk, dan kurangnya akses terhadap perawatan Kesehatan berkontribusi pada tingginya angka kejadian anemia. Kelompok populasi yang paling rentan terhadap anemia meliputi anak-anak di bawah usia 5 tahun, khususnya bayi dan anak di bawah usia 2 tahun, remaja putri dan wanita yang sedang menstruasi, serta wanita hamil dan pascapersalinan.

Anemia diperkirakan menyerang setengah miliar wanita berusia 15--49 tahun dan 269 juta anak berusia 6--59 bulan di seluruh dunia. Pada tahun 2019, 30% (539 juta) wanita tidak hamil dan 37% (32 juta) wanita hamil berusia 15--49 tahun terkena anemia

Di banyak negara, terutama di wilayah Afrika dan Asia Selatan, kekurangan zat besi dalam makanan merupakan penyebab utama anemia. Selain itu, kesulitan terhadap akses suplemen nutrisi dan layanan Kesehatan mempengaruhi kondisi ini. program-program Kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi anemia sering kali tidak terimplementasi dengan baik, atau kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah dan Lembaga internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun