Gangguan mood atau kerap disebut dengan Mood Disorders sering dikaitkan dengan istilah "moody" oleh kaula muda. Mood Disorders adalah perubahan yang tidak normal dari emosi atau mood yang mengganggu kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika seseorang memiliki mood yang buruk, tetapi dapat menyelesaikan aktivitas dengan performa yang bagus, maka seseorang tersebut tidak mengalami gangguan mood. Mood seseorang akan selalu berubah-ubah seiring berjalnnya waktu.
Gangguan mood dapat diidentifikasi dengan menyadari emosi yang sedang kita alami. Jika kita melakukan suatu pekerjaan diawali dengan emosi positif, lalu setelah beberapa saat kita tiba-tiba enggan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah kita mulai, maka hal itu lah yang patut kita waspadai.
Penting diingat bahwa memiliki kesadaran akan adanya Mood Disorders lantas membuat kita dengan mudah melabeli diri sendiri dengan gangguan kesehatan mental tersebut, setiap kali merasakan gejala yang timbul. Psikolog sebagai pihak profesional memiliki wewenang dalam melabeli gangguan yang sering dialami para remaja dan dewasa muda ini.
Hal tersebut didasarkan pada adanya intensitas gangguan mood yang dialami masing-masing individu. Seseorang dikatakan memiliki gangguan mood ketika psikolog telah melakukan menegakkan diagnosis individu tersebut tidak dapat menyelesaikan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari pada rentang waktu lebih dari 5 bulan.
Salah persepsi terkait gangguan mood
Gangguan mood, sebagai gangguan kesehatan menta, sering disalah artikan. Akibatnya banyak masyarakat yang melakukan overdiagnosed pada diri sendiri.
Salah persepsi ini telah terjadi sejak lama, akibatnya banyak orang yang memberikan masukan yang salah ketika ada seseorang yang bercerita terkait gangguan mood yang mereka hadapi.
Sayangnya mulai dari awal munculnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental di tahun 2020 hingga awal tahun 2025 ini belum ada penyuluh kesehatan mental yang bersuara terkair hal ini.
Kesalahan persepsi terkait gangguan mood ini harus segera dientaskan, akibat pemahaman yang kurang komprehensif mengenai Mood Disorders dan ilmu psikologi. Perlu adanya langkah preventif dalam mencegah kesesatan dalam isu kesehatan mental ini.
Kesalahan persepsi ini berdampak pada kemampuan individu dalam merugalasi emosinya. Banyak orang yang mendramatisir kondisi mental yang mereka rasakan.