Setiap Jiwa yang bernafsu mempunyai keinginan
setiap keinginan pasti ia usahakan
demi sebuah terkabulnya pun terkadang rela untuk melewati jalan berlubang
tak peduli gelapnya waktu
tak peduli dengan rumput yang ia injak
tak peduli tangan yang melambai di bawah tangannya
hingga ia tertabrak dinding yang sangat keras dan tinggi
yang menyebabkan dirinya rusak hingga ia terbaring
dan harus menatap sekitarnya
lalu ia melihat ulat yang sedang berjalan berganti tangkai
ke tangkai lainnya karena daun dalam tangkai tujuannya
berterbangan terhempas angin kencang
hingga ia menyadari bahwa keinginannya belum tentu baik untuk dirinya
karena sang pemberi cahaya mengetahui bahwa ada yang lebih baik untuk dirinta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!