Dalam era digital yang semakin berkembang, upaya memengaruhi opini publik melalui media sosial memang semakin umum. Contoh terbaru yang mencuat adalah Israel membayar influencer untuk menyebarkan informasi negatif terkait Hamas. Hal ini mencerminkan bagaimana media sosial telah menjadi salah satu alat utama dalam pertempuran narasi dan opini di dunia modern. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi isu ini lebih lanjut dan mengupas dampaknya dari praktik semacam ini.i
Banyak sekali berita beredar di media sosial bahwa Israel sedang membayar para influencer untuk memberikan konten positif untuk Israel dan konten negatif untuk Palestine terutama Hamas. Israel sebut Hamas teroris, mereka membunuh 40 bayi dengan cara di penggal bahkan ini diucapkan oleh Presiden Amerika Joe Biden. Ini adalah ciri-ciri berita hoax yang disampaikan oleh Israel dan Amerika. Hamas sebenarnya memberikan perlakuan baik terhadap tawanannya. Sebagaimana yang diucapkan oleh Lifshitz seorang sandera "Saya diperlakukan baik oleh mereka, saya dirawat dan dijaga. Mereka juga memberikan obat dan alas untuk tidur".
Sara Watson, seorang influencer media sosial yang berasal dari Inggris, mengatakan dia telah didekati oleh rezim Zionis Israel, disuap dan bahkan dipaksa untuk mencabut dukungannya terhadap Palestina.
Aktivis media sosial Sulaiman Ahmed memposting video seseorang influencer Amerika yang berkata dalam video tersebut kalau Israel membayar$1.000 per video kepada influencer buat memposting konten di media sosial yang menentang gerakan perlawanan Palestina Hamas serta mendukung Israel.
--- Sulaiman Ahmed (@ShaykhSulaiman) 20 Oktober 2023
Dengan membagikan instruksi kepada pembentuk konten buat menunjang rezim dan memusatkan pemberi pengaruh ke web website video uraian, memohon pemberi pengaruh buat memakai tautan yang terdapat di artikel mereka dengan melampirkan tagar yang secara keliru mengaitkan Hamas dengan teroris Daesh agar publik percaya bahwa Hamas adalah seorang pembunuh dan teroris yang dimana Zionis Israel akan memutar balikan fakta yang ada terhadap hamas
Mekanisme yang diterapkan Zionis Israel dalam perihal ini nyatanya terdapat hubungannya
Perang Israel serta Palestina yang bermula semenjak tahun 1948 masih berlangsung sampai saat ini. Diperparah pada 7 Oktober 2023 zionis Israel melaksanakan penyerangan kepada Palestina dengan alibi membalas perlakuan Hamas yang terlebih dulu melanda.
Apalagi sampai 29 Oktober Israel melanda Gaza, Palestina sehingga perempuan serta kanak- kanak jadi korban yang syahid dari perang tersebut. Walaupun begitu, dari pihak Israel serta Palestina pula banyak korban yang tidak bersalah yang wafat.
Banyak negeri mengancam Israel serta PBB memohon Israel melaksanakan gencatan senjata. Tetapi Israel tidak bergeming. Ia selaku pelakon seakan pula jadi korban, sampai Israel bayar Influencer supaya melaporkan dukungannya pada mereka.