Tanaman carica atau sering disebut dengan buah pepaya dieng merupakan salah satu buah yang berasal dari Dataran Tinggi Dieng. Buah carica memiliki nama latin Carica pubescens. Bentuknya seperti buah cokelat (cocoa), tetapi warna dan teksturnya mirip buah papaya, serta berukuran kira-kira sekepal tangan. Buah carica memiliki cita rasa unik, aroma yang khas, dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Karakteristik buah carica yaitu memiliki rasa yang asam dan sedikit manis serta getah yang dapat menimbulkan rasa gatal sehingga buah ini lebih baik dinikmati apabila sudah melalui proses pengolahan.
Buah carica merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang tidak ditemukan di daerah lain di Indonesia, tetapi tumbuh subur di Dataran Tinggi  Dieng. Curah hujan di Dataran Tinggi Dieng berada di kisaran 2000-3000mm/th, sehingga daerah ini sangat cocok untuk budidaya buah carica.
Dataran Tinggi Dieng sering dikenal dengan julukan 'Negeri Para Dewa'. Nama Dieng diambil dari bahasa Sansekerta yaitu 'Di' dan 'Hyang'. Kedua kata tersebut memiliki arti tempat bersemayamnya para dewa. Agama Hindu mempercayai bahwa pada zaman dahulu banyak dewa yang tinggal dan menetap di Dieng. Alhasil Dieng disebut sebagai Negeri Para Dewa. Selain itu, Dieng juga dikenal dengan nama 'Negeri di atas Awan' yang mana letaknya berada di ketinggian 2.100 mdpl dan sering terlihat kabut tebal menutupi Dataran Tinggi Dieng, sehingga terlihat seperti halnya negeri yang tersembunyi di atas awan.
Dengan julukan tersebut, beberapa orang menyebutkan bahwa buah carica merupakan buah yang berasal dari negeri para dewa. Tidak sedikit juga orang-orang mengenal buah carica adalah buah yang berasal dari negeri di atas awan. Julukan-julukan tersebut menjadi sebuah personal branding bagi buah carica dan Dieng itu sendiri.
Buah carica dapat diolah menjadi beberapa aneka makanan dan minuman. Beberapa diantaranya adalah sirup, dodol, selai, dan yang paling populer adalah olahan manisannya. Tapi apakah hanya itu saja? Ternyata masyarakat yang ada di Dataran Tinggi Dieng juga mengembangkan olahan carica menjadi jus, minuman jeli, dan lainnya.
Kreativitas masyarakat yang ada di Dataran Tinggi Dieng dalam mengolah dan membudidayakan buah carica mampu meningkatkan penghasilan masyarakat daerah setempat. Menurut data dari Dinas Perdagangan Kabupaten Wonosobo, ada lebih dari 300 UMKM produsen carica yang tersebar di berbagai daerah Kabupaten Wonosobo.
Pemasaran produk hasil olahan buah carica tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga mampu menembus pasar internasional. Salah satu negara tujuan pemasaran produk olahan buah carica adalah Negara Thailand. Hal ini membuktikan bahwa produk olahan buah carica sudah mulai dikenal oleh masyarakat dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Di kawasan Dieng sendiri, buah carica lebih mudah diperoleh di sekitar tempat-tempat pariwisata, seperti Candi Arjuna, Kawah Sikidang, dan lain sebagainya.
Dari karakteristik dan keunikan serta asal buah carica yang hanya bisa ditemukan di kawasan Dataran Tinggi Dieng, kita harus mengenalkan lebih luas buah carica itu baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan semakin banyak yang mengenal buah carica, secara tidak langsung akan mampu meningkatkan perekonomian dan membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan UMKM di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Tentu hal ini akan memberikan dampak yang baik untuk daerah tersebut dan Negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H