Ketika Anda melihat catatan kemenangan dari Lancia D50 Anda akan berpikir bahwa mobil F1 ini tidaklah terlalu mengesankan.Â
Tetapi dibalik kurangnya kemenangan, mobil tersebut menaampilkan beberapa ide paling inovatif yang pernah ada di F1. Bahkan Lancia D50 ini ditakuti oleh kompetitornya Mercedes Benz yang tak terkalahakan.Â
Desainer berkebangsaan Italia Vittorio Jano dituntut untuk membuat mobil F1 pertama Lancia, namun dengan waktu pengembangan yang luar biasa lama membuat orang-orang bertanya-tanya apakah Lancia D50 ini akan memulai debutnya di Formula 1 dan setelah sepuluh bulan kemudian mobil ini akhirnya memulai debut di GP Spanyol pada akhir musim 1954 dengan pembalap top yang meraih Juara Dunia dua kali asal Italia Alberto Ascari sebagai pengemudinya. Â Â Â Â Â
Vittorio Jano memilih untuk menyimpan bahan bakar Lancia D50 dalam keranjang beban besar yang membentang di sepanjang sisi roda, daripada menempatkan tangki di belakang pengemudi di bagian belakang mobil seperti umumnya.Â
Ini bertujuan untuk memperbaiki distribusi berat dan pengendalian pada mobil karena beban dari bahan bakar tidak bekerja di bagian belakang mobil.Â
Keranjang beban juga memiliki efek ketukan untuk meningkatkan aerodinamika dengan membersihkan daerah diantara roda yang biasanya ditempati oleh udara yang bergejolak.
Tidak hanya itu saja mobil ini menggunakan mesin V8 yang ringkas sebagai bagian bantalan beban dari sasis tersebut yang ketika miring poros penggerak dapat turun ke sisi kiri kokpit dan membuat pembalap bisa duduk lebih rendah didalam kokpit untuk menambah keuntungan dari distribusi beban.
Di dalam lintasan, Lancia D50 cepat tetapi tidak terduga. Berada di tangan Juara Dunia dua kali Alberto Ascari meraih pole di balapan pertamanya dan berhasil pemimpin balapan namun dia harus meningggalkan lintasan lebih cepat karena masalah mekanis.Â
Di seri berikutnya di Monako, Alberto Acari bertarung sengit di lintasan Monako melawan tim kuat Mercedes Benz namun sialnya perlawanan dia harus terhenti karena mobil Lancia D50 yang dia kendarai jatuh dan tercebur di pelabuhan sirkuit Monako.Â
Padahal disaat itu dia sedang pemimpin balapan. Seminggu setelah kecelakaan tersebut, Ascari meninggal dunia karena kecelakaan. Kehilangan Ascari menjadi pukulan telak bagi tim Lancia sebab dia merupakan bintang yang dapat membawa tim kecil ini menjadi tim juara.Â
Ditambah lagi Lancia mengalami krisis finansial yang membuat Lancia berada di ambang kebangkrutan sehingga mau tidak mau harus membatalkan proyek F1 dan menjual seluruh aset yang tersisa kepada Ferrari.Â