McLaren telah mendominasi F1 sejak awal musim 1988, namun di musim 1991 Williams mulai memberikan perlawanan dengan mobil FW14 mereka yang cepat namun ringkih.Â
Dengan mesin V10 berkatup pneumatic generasi terbaru milik Renault yang dianggap sebagai salah satu mesin yang paling bertenaga di lintasan serta dipadukan dengan mobil Williams FW14 yang mana didesain oleh desainer handal, Patrick Head dan Adrian Newey mampu memberikan platform yang ideal bagi tim Williams untuk meraih kemenangan.Â
Patrick Head, seorang desainer kawakan tahu cara untuk membuat mobil yang mudah dikendalikan sedangkan desainer muda Adrian Newey telah memperlihatkan bagaima cara untuk membuat sebuah mobil dapat melesat cepat di lintasan.Â
FW14 ini sendiri memiliki kelemahan pada transmisi semi otomatisnya. Namun, saat Williams mulai bisa menguasai transmisi mereka dan Renault membawa mesin mereka dengan spesifikasi yang lebih tangguh untuk balapan, pada saat itulah pembalap Williams Nigel Mnasell dan Ricardo Patrese menjelma menjadi kekuatan tempur yang lebih efektif ketimbang sebelumnya.Â
Dari kedua pembalap ini, Nigel Mansell-lah yang akan menjadi penantang gelar di musim tersebut dengan mengoleksi lima kali kemenangan. Namun kekalahannya di awal musim karena masalah transmisi membuat pembalap McLaren Aryton Senna mengoleksi poin yang tak dapat dikejar dan membuat gelar juaranya melayang.
Di tahun 1992, Williams meluncurkan evolusi dari FW14 dan melengkapinya dengan sistem aerodinamika serta dengan supensi aktif yang canggih yang dikembangkan oleh tim Williams.Â
Pada saat itu Nigel Mansell hampir tidak terbendung berkat suspensi aktif yang ada di mobil FW14B. Suspensi aktif itu dapat secara otomtis disesuaikan dengan tiap tikungan untuk memastikan jarak mobil ke tanah tidak berubah, dengan demikian sangat meningkatkan kecepatan menikung.Â
Rekan setim Nigel Mansell, Ricardo Patrese tidak mahir dengan teknolgi ini, tetapi keberanian yang luar biasa dari Mansell memungkinkan dirinya memberikan kepercayaan penuh kepada kemampuan mobilnya.Â
Williams mendominasi hampir di setiap balapan di musim tersebut dan Nigel Mansell serta Ricardo Patrese sering kali unggul beberapa detik di depan rival mereka. Nigel Mansell memenangkan lima balapan pertama di tahun 1992, dan untuk menggambarkan kesuksessan FW14B dalam empat dari lima balapan pembuka, rekan setim Nigel Mansell Ricardo Patrese finis posisi kedua  tanpa bersusah payah.Â
Saking seringnya menang balapn, beberapa saluran televisi sampai menghentikan menayangkan balapan F1 pada musim itu dan kejuaraan itu secara mengejutkan selesai dengan lima dari 16 balapan tersisa.