Mohon tunggu...
Wildan Dewanata
Wildan Dewanata Mohon Tunggu... Montir - lelaki

Membaca terus dan semangat dalam menuntu ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal GMP dan Pengolahan Produk Pangan Beras dan Jangung Secara GMP

8 Oktober 2024   18:48 Diperbarui: 8 Oktober 2024   18:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • Latar Belakang

Kita semua tentu menginginkan makanan yang kita konsumsi setiap hari aman dan layak untuk dimakan. Tapi, tahukah Anda bahwa sebelum sampai ke piring kita, beras yang kita konsumsi melalui serangkaian proses yang penuh dengan aturan ketat dan standar yang harus dipenuhi? Salah satu standar yang paling penting adalah Good Manufacturing Practice (GMP). GMP adalah serangkaian aturan yang bertujuan untuk memastikan bahwa produk pangan diolah dengan aman dan higienis. Namun, apakah penerapan GMP benar-benar sekrusial itu, dan bagaimana hal ini diterapkan di lapangan, terutama di sektor penggilingan padi dan UKM pengolahan jagung?

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana komponen-komponen GMP diterapkan dalam dua sektor tersebut dan bagaimana penerapan ini mempengaruhi kualitas produk akhir. Dengan demikian, kita bisa memahami pentingnya standar ini, bukan hanya bagi produsen tetapi juga bagi konsumen seperti kita.

Good Manufacturing Practice, atau GMP, adalah serangkaian pedoman dan standar yang harus diikuti oleh produsen dalam proses produksi pangan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. Dalam dunia industri pangan, penerapan GMP mencakup berbagai aspek seperti kebersihan dan sanitasi fasilitas produksi, kondisi peralatan dan mesin yang digunakan, lokasi dan tata letak bangunan yang memadai, kesehatan dan keamanan para pekerja, proses produksi yang memenuhi standar operasional, dan pengemasan dan penyimpanan yang sesuai dengan ketentuan.

Semua aspek ini berperan dalam menjaga agar produk yang dihasilkan tidak hanya memiliki kualitas yang baik, tetapi juga aman untuk dikonsumsi. Namun, di lapangan, terutama di sektor penggilingan padi dan usaha kecil menengah (UKM), penerapan GMP sering kali dihadapkan pada berbagai kendala. Inilah yang akan kita bahas lebih lanjut, dengan fokus pada beberapa studi kasus yang relevan.

GMP bukan hanya sekadar aturan yang diterapkan di pabrik. Ini adalah standar yang harus diikuti oleh setiap produsen untuk memastikan bahwa produk pangan yang mereka hasilkan tidak terkontaminasi oleh mikroba, bahan kimia berbahaya, atau benda asing. Mengapa ini penting? Karena pangan yang tercemar tidak hanya berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi juga dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Kita ambil contoh sederhana: beras. Jika gabah yang digunakan dalam proses penggilingan tidak dibersihkan dengan benar, bisa saja beras yang dihasilkan mengandung kotoran atau bahkan mikroorganisme yang berbahaya. Hal ini tentu saja bisa mempengaruhi kesehatan konsumen yang mengonsumsinya. Selain itu, produk yang tidak memenuhi standar higienitas juga cenderung memiliki kualitas yang lebih rendah, seperti tekstur yang tidak sesuai atau rasa yang kurang optimal. Itulah sebabnya GMP sangat penting dalam memastikan bahwa setiap produk pangan yang dihasilkan aman dan sesuai dengan harapan konsumen.

Penggilingan padi merupakan salah satu sektor di mana penerapan GMP sangat diperlukan. Proses penggilingan tidak hanya bertujuan mengubah gabah menjadi beras, tetapi juga memastikan bahwa produk yang dihasilkan bersih, bebas dari kontaminasi, dan memiliki kualitas yang sesuai dengan standar pasar. Namun, penelitian menunjukkan bahwa masih banyak penggilingan padi yang belum menerapkan GMP dengan baik.

  • Penanganan Gabah Yaitu Langkah Awal yang Sering Diabaikan

Salah satu komponen penting dalam GMP di penggilingan padi adalah penanganan gabah. Proses ini mencakup sortasi dan pemisahan gabah dari kotoran atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebelum digiling. Meskipun beberapa penggilingan padi sudah mulai menerapkan langkah ini, banyak juga yang masih tidak memiliki mesin sortasi atau alat pembersih yang memadai. Akibatnya, gabah yang tidak bersih langsung masuk ke proses penggilingan, yang kemudian dapat menyebabkan kontaminasi pada produk akhir.

Menurut penelitian yang dilakukan di berbagai wilayah di Jawa, lebih dari 50% penggilingan padi tidak melakukan proses sortasi gabah secara benar sebelum digiling hal ini berpotensi menyebabkan terjadinya kontaminasi fisik maupun mikrobiologis pada beras yang dihasilkan. Padahal, sortasi adalah langkah awal yang sangat krusial untuk memastikan bahwa hanya gabah berkualitas tinggi yang diolah menjadi beras.

  • Kemasan dan Penyimpanan Menjaga Mutu pada Penggilingan Padi

Selain sortasi, kemasan juga berperan penting dalam menjaga kualitas beras. Di beberapa penggilingan padi, kemasan yang digunakan sering kali tidak sesuai dengan standar. Banyak yang masih menggunakan karung plastik bekas, yang berisiko tinggi menyebabkan kontaminasi kimiawi. Padahal, dalam GMP, kemasan yang digunakan harus bisa melindungi produk dari faktor eksternal seperti kelembaban dan suhu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun