Mohon tunggu...
Wildan Dewanata
Wildan Dewanata Mohon Tunggu... Montir - lelaki

Membaca terus dan semangat dalam menuntu ilmu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tempat Wisata Pendem Ambarawa

24 September 2019   23:24 Diperbarui: 24 September 2019   23:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang, Jawa Tegah

Benteng Fort Willem 1 atau biasa disebut juga benteng Pendem Ambarawa, Benteng Pendem adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengan, benteng yang sudah dibangun sejak 1834 dan selesai 1845, berada dekat dengan museum Kereta Api, atau di belakang Rumah Sakit Umum Daera (RSUD) Ambarawa, dan berada dikompleks Lembaga Permasyaratan (lapas) kelas II Ambarawa.

Menggunakan istilah Pendem (bahasa jawa) karena benteng ini berada dibawah tanah atau kuburan, untuk siasat perang. Untuk menjangkau atau melewati ini, pertama dapat melewati jalan alternatif dekat dengan RSUD Ambarawa dan yang ke 2 bisa melewati pintu masuk lapas Ambarawa, dan dari situ bangunan terletak diseblah kirinya.

sejarah terbentuknya benteng ini pada tahun 1840 ketika VOC berkuasa di jawa, Amabarawa merupakan titik sumbu strategi antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng ini di sepanjang jalur Semarang - Oenarang (atau ungan sekarang) - Salatiga - Surakarta (solo).

Rancangan ini dimaksudkan untuk terjalinnya hubungan VOC dengan kerajaan Mataram saat itu. Kamp - kamp militer juga dibangun dikota - kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa, pada masa kekuasaan kolonel Hoorn, tahun 1827 - 1830, sempat ada barak miiliter dan penyimpanan logistik militer, dan pada tahun 1834 dibangun sebuah benteng modern di Ambarawa yang kemudian diberi nama benteng Williem 1 yang pembangunanya berakhir tahun 1845.

Dan pada tahun 1853 sampai tahun 1927 benteng itu digunakan sebagai barak militer KNIL yang terhubung dengan Magelang, Yogyakarta, dan Semarang melalui jalur kereta api, umumnya benteng ini dibangun dengan prinsip defensif atau untuk perthanan dari serangan musuh.

Sering dijumpai parit mengelilingi benteng tersebut untuk memaksimalkan pertahanan benteng tersebut. Ternyata benteng William 1 ini memiliki desain yang berbeda, dengan banyak jendela, benteng ini bukan dirancang untuk pertahanan, kemungkinan benteng ini dirancang untuk penyimpanan logistik untuk barak militer, dari desainnya benteng ini tidak dilengkapi bangunan seperti tameng atau pelindung lapis pertaman, dan tidak ada bekas lobang di puncuk - puncuk dinding seperti halnya pada benteng peninggalan potugis yang dirancang untuk memasang meriam.

Pada tahun 1865 Terjadi gempa bumi besar yang mengakibatkan beberapa bagian benteng ini hancur, tahun 1927 Benteng William 1 disesuaikan dari penjara tawanan anak - anak menjadi penjara tahanan politik dan tahan dewasa, tahun 1942 sampai 1945 Dikuasi jepang dan dipergukanan sebagai kamp militer jepang, tahun 1945 Markas besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat), tahun 1950 sebagai penjara dewasa dan barak militer, tahun 1985 sebagai penjara anak - anak dan barak militer, tahun 1991 digunakan sebagai penjara kelas IIB dan barak militer, tahun 2003 hingga sekarang diggunakan sebagai lapas kelas IIA dan barak militer.

mengapa benteng ini menarik? kita lihat dari sejarnya bawasannya benteng ini membentang luas dan jenis benteng ini sebenernya bisa dipakau untik pertahanan, penyerangan atau sebagai barak militer.

Dari segi desainnya benteng ini bergaya eropa jadi wajar saja benteng ini sangat bagus untuk dikunjungi para wisataan untuk sekedar foto atau sebagai referensi, benteng ini juga ditempatkan sangat strategis dimana benteng ini berdekatan dengan danau Rawa Pening dan berdekatan pula dengan RSUD, saat ini benteng ini ditempati warga sekitar dibagian lantai dua, benteng ini memiliki fasilitas berupa wc umum dan mushola dan sekarang benteng ini menjadi tempat wisata yang menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun