Mohon tunggu...
Wildan Maulana Kutub
Wildan Maulana Kutub Mohon Tunggu... Freelancer - Instagram: @Wldn_mlna

Wildan Maulana Kutub atau biasa dikenal Wildan M k ini, lahir di Ciamis pada tanggal 11 Agustus 2000. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Saat ini dia aktif menulis kutipan di Sosial Media @perspektif_cafein dan telah menerbitkan buku pertama yang berjudul Habis Terbit Tenggelam. Sekarang penulis berdomisili di Tangerang Selatan. Untuk menghubunginya bisa melalui akun instagram yang dikelolanya @perspektif_cafein

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermoralitas di Tengah Mayoritas

26 Oktober 2021   16:47 Diperbarui: 26 Oktober 2021   16:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moral adalah suatu sudut pandang atau suatu konsep dalam menilai baik dan buruknya perilaku seseorang. Suatu konsep tradisi kuno yang dirawat dan dijaga hingga sekarang. Baik didalam agama atau pun budaya. Seperti cara berpakaian, ucapan, dan tindakan. 

Di indonesia sendiri, moral sudah diperkenalkan di sekolah-sekolah. Jika manusia ingin di hormati oleh suatu masyarakat maka dia harus bermoral tinggi (positivity).

Dan dapat kita saksikan juga bagaimana cara masyarakat Indonesia memandang seseorang sebagaimana cara berpakaiannya. Berpakaian brandalan dan seksi dianggap sebagai hal yang nakal dan melanggar nilai yang sudah sama-sama disepakati masyarakat. Namun, disatu sisi orang yang berjubah dan membawa embel-embel agama akan disanjungi, dipuji dan diikuti. 

Meski kadang orang tersebut sering kali memanfaatkannya demi kepentingan pribadi. Dibalik jubah kuno yang membungkus dirinya, terdapat hati yang munafik dan licik. Mencari nafkah dengan memanfaatkan ketakutan orang lain akan kutukan didalam neraka.

Ada pun konsistensi karakter diri merupakan bagian utama dari moral. Penilaian konsistensi di dalam moral meliputi kesesuaian dan keberlanjutan yang sama secara terus-menerus antara ucapan dan tindakan. Namun melakukan hal ini adalah suatu tindakan yang sulit. Seperti yang dapat kita saksikan sekali lagi. Banyak politikus menebar janji sebelum mendapatkan kursi dipemerintahan. 

Namun setelah dia berhasil menduduki salah satu kursi dipemerintah. Satu-persatu janjinya dilupakan dan ditinggalkan. Tidak ada satupun janjinya yang dapat terealisasikan. Dan diperiode berikutnya dia kembali membuat janji akan menepati semua janji sebelumnya. Dan sekali lagi, itu semua hanya sebatas ingin mendapatkan kursi. Tidak lebih dari penjilat penguasa.

Moralitas terus dikumandangkan ditengah-tengah masyarakat. Baik didalam tempat ibadah, bahkan disekolah-sekolah. Tetapi kasus korupsi masih belum bisa teratasi. Seakan moralitas tidak memiliki tempat dinegeri ini. Ia absolut.

Disatu sisi, di negeri menjunjung tinggi nilai demokratis. Minoritas seakan terus diberi batasan. Dibatasi dalam berekspresi apa yang selama ini dia pahami. Kaum perempuan terus ditindas. Mulai dari cara berpakaian hingga pikiran. Tidak bisa mengelak atau pun memberontak. Seperti budak yang harus patuh pada majikannya. Disatu sisi lainnya, Anak-anak terus dipaksa oleh orang tuanya melakukan sesuatu yang tidak berguna dan bermakna.

Wildan M k, 26 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun