Mohon tunggu...
Wilda Khoirun Nisa
Wilda Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

stay calm & positive thinking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Masyarakat Terkait Pilar Humanisasi, Liberasi, dan Transendensi

10 Oktober 2023   21:25 Diperbarui: 10 Oktober 2023   21:35 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fenomena Masyarakat Terkait Pilar Humanisasi, Liberasi, dan Transendensi


Studi kasus : Budaya Patriarki yang masih mengakar di masyarakat menyebabkan diskriminasi terhadap Perempuan.


Budaya Patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas dan selalu di nomor satukan dalam strata sosial, politik, ekonomi, Pendidikan dan strata lainnya. Sistem patriarki membuat laki-laki memiliki hak istimewa dan paling mendominasi. Sedangkan, budaya tersebut sangat merugikan dan merendahkan Perempuan. Budaya patriarki yang ada di Masyarakat menyebabkan terjadinya ketimpangan gender berupa marginalisasi, stereotip, subordinasi, kekerasan, bahkan beban ganda bagi Perempuan.


Contohnya, dalam strata Pendidikan, Masih sering dijumpai Masyarakat yang menganggap Pendidikan tidak penting untuk Perempuan. Perempuan yang berpendidikan tinggi masih banyak diperbincangkan bahkan oleh sesama Perempuan itu sendiri. Para tetangga banyak menggunjingkan Perempuan yang mengejar pendidikannya serta tidak pernah terlihat melakukan pekerjaan rumah. Pandangan Masyarakat masih terkungkung dan kolot dalam ranah tugas Perempuan 3M : Macak, masak, manak. Dimana hal tersebut merupakan akar patriarki yang harus di tumbangkan. Justru, Pendidikan sangat penting bagi Perempuan karena saat ia menjadi seorang Ibu,  maka ia lah madrasah/sekolah pertama bagi anaknya. Seorang ibu harus berpendidikan agar dapat membimbing anaknya menjadi pribadi yang baik dan mampu menggapai kesuksesannya.


Contoh lain dalam strata Sosial (rumah tangga), Perempuan sering mengalami kekerasan dan memiliki beban ganda. Perempuan yang juga mencari nafkah atau bekerja selalu dituntut untuk dapat melakukan seluruh pekerjaan rumah atau pekerjaan domestik seperti mencuci, menyapu, mengepel, memasak, dan bersih-bersih. Dan apabila Perempuan tidak melakukan hal tersebut akan dikucilkan Masyarakat dan dianggap tidak berterimakasih pada suami. Sedangkan laki-laki tidak dituntut untuk melakukan pekerjaan domestik, bahkan dipuji apabila melakukannya. Hal tersebut tentunya tidak adil karena di zaman sekarang banyak juga Perempuan yang ikut mencari nafkah dan bekerja. Namun, beban pekerjaan domestik dibebankan pada perempuan, yang mana pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh Perempuan maupun laki-laki.  Hal tersebutlah yang menjadi beban ganda bagi Perempuan.

Belum lagi kasus kekerasan maupun pelecehan bagi Perempuan yang belum mereda. Kasus kekerasan dan pelecehan justru kian bertambah angka presentasenya di tiap tahun. Mirisnya, Perempuan yang berposisi sebagai korban kekerasan seringkali dianggap sebagai pelaku dan selalu disalahkan. Entah dari cara berpakaian ataupun sikap Perempuan itu sendiri. Padahal seharusnya Perempuan tersebut didukung untuk mendapatkan keadilan bukan justru disalahkan dan dikucilkan.


Beberapa contoh tersebut berkaitan dan juga bertentangan dengan humanisasi, liberasi dan juga transendensi. Perempuan yang tidak mendapatkan keadilan karena budaya patriarki berkaitan dengan humanisasi karena hal tersebut tentunya tidak dapat disebut sebagai "memanusiakan manusia". Sedangkan dalam konteks liberasi, berarti Perempuan tidak mempunyai kebebasan dan ruang untuk mengembangkan diri. Seharusnya, Perempuan dan laki-laki mendapatkan keadilan yang setara dalam sistem sosial. Dan dalam konteks Transendensi, hal tersebut bertentangan dengan perintah Allah untuk memuliakan Perempuan. Orang yang paham agama pastinya paham bagaimana cara memuliakan Perempuan dengan baik dan benar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun