Rasa ini tumbuh.
Dipupuk asumsi diri sendiri.
Mempermainkan ragu untuk bahagia semu.
Mengada-ada yang belum tentu ada.
Mengiya-iya yang mungkin tidak juga.
Setidaknya mencari data, tidak hanya mengagungkan rasa.
Tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Perihal yang samar dan tersembunyi.
Perlu sedikit berani.
Lalu kita bisa mendeklarasi.
Bukankah seburuk-buruknya jawaban adalah sebaik-baiknya kenyataan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!