Keramaian Ramadhan, Menyusut.
Pedagang takjil tak lagi mengelar senyum lebar.
Manusia tak lagi berjejal mengantre menu berbuka.
Tangan tangan diharap tak lagi berjabat.
masjid masjid juga menahan untuk sholat.
Suara riuh saur, telah lenyap.
Hari hari ini manusia lelap.
Ramadhan di tengah pandemi.
Ramadhanku tak lagi ramai
Ramadhanku lebih memilih sepi
Tapi Ramadhanku tetap Cahaya dihati manusia yang menanti.
Ramadhan, 2020Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!