Mohon tunggu...
wildan Ihsanuddin
wildan Ihsanuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konflik Ralf Dahrendorf

8 November 2022   19:27 Diperbarui: 8 November 2022   19:33 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di desa saya pernah terjadi konflik antara masyrakat dengan pejabat desa yang berkerja dibalai desa saya. Konflik tersebut diawali karena adanya oknum pejabat desa yang menjual Salinan KTP kepada salah satu partai politik. Hal tersebut terjadi ketika hendak adanya pemilihan kepala daerah Gunungkidul. Pada awalnya masyarakat curiga, kenapa jumlah penduduknya yang mendukung salah satu parpol, terbanyak di Gunugkidul. Padahal masyarakat tidak merasa mendukung. Kemudian masyarakat melakukan penelusuran hingga pada akhirnya menemukan adanya oknum pejabat desa yang melakukan hal tersebut. Pada saat ditanya secara baik baik oknum tersebut tidak mau mengakui kesalahannya, hingga pada akhirnya terjadi lah demo besar besaran yang dilakukan oleh masyarakat di desa saya untuk menurunkan oknum pejabat desa tersebut dari pemerintahan. Masyarakat ingin mendukung parpol sesuai dengan keinginan hatinya bukan dengan cara pejabat desa menjual Salinan KTP kepada salah satu parpol. Saya menyimpulkan bahwa masyarakat dan pejabat desa berkonflik karena adanya penyalahgunaan kuasa yang dilakukan oleh pejabat desa tersebut hingga menyulut emosi warga. Dari sini saya melihat kegiatan tersebut cocok dengan teori konflik oleh Ralf Dahrendorf dalam teori ini dijelaskan wewenang dan juga kekuasaan merupakan faktor yang menentukan terjadinya konflik sosial.

Saya mengenal teori konflik dari jurnal. Dalam jurnal yang berjudul Teori Konflik Rafl dahrendorf.  Teori Konflik Rafl dahrendorf menjelaskan konflik sebagai satu bagian dari realitas sosial, yang mana konflik timbul dari adanya perbedaan kekuasaan dan wewenang, dan kepentingan. Dalam teori konflik Konflik adalah satu bagian dari realitas sosial, yang mana konflik tersebut juga bisa menyebabkan perubahan dan juga perkembangan. Dalam pemahaman saya, konflik dalam masyarakat dapat terjadi apabila masyarakat merasa dirugikan dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dapat di lihat ketika oknum oknum pejabat pemerintah melakukan penyalah gunaan wewenang dan kekuasaan, karena penyalaahgunaan wewenang inilah yang menyebabkan terjadinya konflik. Dalam teori konflik wewenang dan kekuasaan merupakan faktor yang menentukan terjadinya konflik sosial, Perbedaan wewenang adalah suatu tanda dari adanya berbagai posisi dalam masyarakat. Disini masyarakat memegang wewenang paling tinggi.

Pada awalnya Ralf menganggap teori fungsional struktural merupakan perspektif yang dapat digunakan untuk menganalisa fenomena sosial. Sebenarnya teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan teori yang digunakan untuk menentang teori fungsionalisme struktural. Jika Teori Fungsionalisme structural memandang masyarakat dalam kondisi yang statis atau tepatnya bergerak dalam kondisi keseimbangan Tetapi, masyarakat senantiasa bergerak dalam proses perubahan yang ditandai dengan adanya konflik atau pertentangan yang terus menerus diantara unsur-unsurnya. Teori Fungsionalis menyatakan bahwa setiap elemen masyarakat berperan dalam menjaga stabilitas tetapi Teori konflik melihat berbagai elemen kemasyarakatan menyumbang terhadap disintegrasi dan perubahan. Dahrendraf adalah pencetus pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat memiliki dua wajah (konflik dan konsensus) dan karena itulah teori sosiologi harus dibagi ke dalam dua bagian, teori konflik dan teori consensus. Pada teori consensus menelaah integrasi nilai di tengah-tengah masyarakat sedangkan konflik harus menelaah konflik kepentingan dan koersi yang menyatukan masyarakat di bawah tekanan-tekanan tersebut.

 Teori konflik di perkenalkan oleh Ralf Dahrendorf. Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiologi lahir pada tanggal 01 Mei 1929 di Hamburg, Jerman. Ayahnya Gustav Dahrendorf dan ibunya bernama Lina. Tahun 1947-1952, ia belajar filsafat, psikologi dan sosiologi di Universitas Hamburg, dan tahun 1952 meraih gelar doktor Filsafat. Salah satu tokoh yang mempengaruhi pemikiran ralf dahrendorf adalah Max Waber.

Referensi : Rofiah Khusniati. (2016). "Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU Dalam Perspektif Teori Konflik Fungsional Lewis A. Coser". E-jurnal, Volume 10 No.2. IAIN Ponorogo, Jawa Timur 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun