Mohon tunggu...
Wildani Aulia
Wildani Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang Mahasiswi semester 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Mahasiswa: Virtual Class sebagai Alternatif Perkuliahan

23 Juni 2024   20:56 Diperbarui: 23 Juni 2024   21:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan remaja ditengah sibuknya menjadi mahasiswa memang menjadi ajang bagi para mahasiswa mencari jati dirinya. Keluar dari zona nyaman dan mencari hal baru yang belum pernah dijelajahinya tidak membuat diri mahasiswa selamanya mencari zona yang menantang tersebut. Menikmati masa muda dengan dunia yang membuatnya nyaman juga salah satu opsi bagi mahasiswa dalam menjalani kesehariannya. Salah satunya adalah metode belajar yang digunakan mahasiswa dalam menjalani keseharian perkuliahan. Datang ke kampus yang jaraknya lebih dari 20km hanya untuk satu mata kuliah saja terkadang membuat mahasiswa kerap kali malas dan menyayangkan untuk datang ke kampus, berakhir izin tidak mengikuti perkuliahan. Namun pada beberapa waktu, sering kali mahasiswa menegosiasi hal tersebut kepada dosen yang bersangkutan untuk meminta kelas dialihkan ke sistem online. Jika dosen tersebut mengiyakan untuk membuatkan room di virtual class, tidak lain tidak bukan mahasiswa sangat senang dikarenakan tidak jadi berangkat ke kampus dan melakukan pembelajarannya dirumah.

Virtual class atau sering disebut dengan kelas online mulai mengalami kenaikan sejak pandemi Covid 19, dimana semua aktivitas pembelajaran dilakukan dari rumah saja, sampai-sampai ada trend berupa hastag #dirumahaja dan trend ini dipakai oleh seluruh kalangan masyarakat, dalam bekerja, belajar, dan lain-lain. Virtual class adalah salah satu metode pembelajaran dimana pembelajaran berlangsung tanpa adanya tatap muka secara langsung antara pengajar dengan penerima bahan ajar. Virtual class mengandalkan teknologi berbasis digital yaitu internet, tanpa adanya internet maka kelas virtual tidak akan terlaksana. Mahasiswa dan dosen berkumpul di ruangan virtual melakukan pembelajaran seperti biasanya dikelas. Belajar seperti di kelas tujuannya, namun dibalik tujuan tersebut banyak hal yang tetap membedakan antara pertemuan tatap muka secara langsung dengan tatap muka secara virtual.

Alih-alih mahasiswa senang dengan kelas virtual, tetap ada kekurangan yang dihadapi yang cukup sulit untuk diatasi. Dalam melaksanakan pembelajaran virtual class, dibutuhkan platform sebagai media pertemuan antara mahasiswa dan dosen, platform yang paling umum digunakan dalam kelas virtual class adalah Zoom dan Google Meet. Platform-platform tersebut terus mengembangkan sistem dan teknologi untuk memperbaiki kekurangan dalam pemanfaatannya, agar konsumen merasa semirip mungkin melakukan pertemuan virtual dengan pertemuan tatap muka secara langsung. Pemanfaatan teknologi inilah yang kerap kali belum dimaksimalkan oleh beberapa pihak di banyak institusi. Ketika melakukan pembelajaran virtual class sering kali mahasiswa melalaikan pembelajaran yang ada karena menganggap mereka tidak di awasi oleh dosen. Melakukan pembelajaran dimana saja dan sambil melakukan apa saja diluar aktivitas pembelajaran. Hal ini menjadikan kekurangan yang sangat signifikan bagi metode pembelajaran virtual class.

Pada dasarnya, pemanfaatan teknologi harus digunakan sebaik mungkin, salah satunya pada fitur yang telah disediakan oleh platform media pembelajaran virtual. Tidak hanya mahasiswa yang harus aware dengan hal ini, dosen pun berperan penting dalam hal ini. Dosen pada hakikatnya harus memberikan arahan atau bahkan tekanan kepada mahasiswanya untuk memanfaatkan fitur yang ada, salah satunya menghidupkan kamera ketika proses pembelajaran berlangsung. Jika mahasiswa menghidupkan kamera ketika pembelajaran berlangsung, akan dengan mudah dosen mengetahui aktivitas apa yang dilakukan mahasiswanya, apakah mahasiswanya benar-benar memperhatikan materi atau tidak. Namun sebaliknya, jika mahasiswa tidak menghidupkan kameranya ketika pembelajaran berlangsung, dosen tidak dapat mengetahuinya dan besar kemungkinan hanya Handphone-nya saja yang belajar, tidak dengan pemiliknya. Dengan alasan yang beragam mulai dari jaringan yang tidak bagus, sedang berada di perjalanan, malu dikarenakan hanya sedikit yang on-cam juga menjadi alasan yang sering digunakan oleh mahasiswa.

Banyak kasus terjadi pada mahasiswa yang mengikuti pembelajaran virtual namun ia melalaikannya, tidak menghidupkan kamera lalu melakukan aktivitas lain, walaupun tidak semua dari mahasiswa melakukan hal yang sama, semua tergantung persepsinya masing-masing. Hal ini sangat disayangkan, padahal jika ditelaah lebih jauh hal tersebut tidak sebanding dan sejalan dengan komitmen mahasiswa sendiri ketika ia memilih untuk berkuliah. Dosen dan mahasiswa harus membuat perjanjian agar hal ini tidak terjadi dan menjadi masalah terus menerus. Berbagai alasan yang diajukan oleh mahasiswa terkait hal tersebut juga harus dicari antisipasi dan kesepakatan agar tidak terjadi dalam jangka waktu panjang dan menjadikannya suatu kebiasaan. Namun alternatif dan kesepakatan yang ada harus didasari oleh rasa rela dan benar-benar dilakukan pada pembelajaran seterusnya, tidak hanya sebagai alternatif dan perjanjian sementara saja.

Banyak alternatif yang bisa dicari dan digunakan untuk permasalahan ini, contohnya dengan mengintip sistem perkuliahan Universitas Terbuka atau UT yang sukses melakukan pembelajarannya dengan full online. Salah satu sistem yang dijalankan UT adalah dengan benar-benar memaksimalkan pemanfaatan teknologi yang disediakan dalam pembelajaran. Baik dosen maupun mahasiswa benar-benar menjalankan proses pembelajaran online-nya dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun