Mendengar kata ternak sapi, pastilah kebanyakan orang mengaitkan dengan sebuah pekerjaan yang kotor, tidak terlalu menjanjikan, dan kampungan. Tapi, ternyata tidak seperti itu juga. Berternak sapi bukanlah tentang mencari hasil, tapi lebih dari itu. Berternak sapi adalah sebuah "kursus", sebuah sekolah mengenai bagaimana cara kita menata sesuatu dan merawat sesuatu agar mendapat sesuai yang diharapkan.
Berternak sapi bukanlah pekerjaan yang sulit, namun bukan juga pekerjaan yang mudah. Pekerjaan ini bias dilakukan oleh semua orang, namun, hanya sedikit orang yang berhasil mendapatkan keuntungan dari pekerjaan ini. Itu semua tergantung masing -- masing individu dalam mengelola peternakan sapi mereka.
Banyak yang meremehkan beternak sapi. Stigma "tukang ngarit" selalu melekat pada kebanyakan peternak sapi, padahal yang "ngarit" atau yang mencari rumput adalah orang lain (baca: pembantu). Beternak sapi masih dianggap pekerjaan yang membosankan dan tidak mengasyikkan. Pada akhirnya, angapan ini membuat kaum muda enggan untuk mencoba beternak sapi, padahal ia sudah memiliki modal dan ilmu dasar untuk merawat sapi.
Namun, rupanya "berternak sapi" dapat menunjukkan tajinya. Banyak peternak sapi yang sekarang menjadi trending topik di media sosial tentang pencapaiannya dalam berternak sapi. Mereka membuktikan bahwa berternak sapi adalah sesuatu yang "gaul", sesuatu yang modern, bukan sesuatu yang kampungan apalagi menjijikan.
Adanya pandemi juga turut mendongkrak "elektabilitas" berternak sapi. Sapi memiliki harga yang tergolong stabil. Resiko beternak sapi pun lebih kecil dan dapat diminimalisir dengan tepat dan mudah. Â Beberapa hal inilah yang pada akhirnya membuat beternak sapi kian kemari kian mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Saya teringat dengan perkataan pemuda lulusan S2 yang diwawancarai di kanal YouTube PecahTelur yang memilih beternak sapi. Walaupun banyak orang yang menggangap beternak sapi adalah pekerjaan yang remeh, ia tidak mempedulikan. Ia beranggapan, walaupun ia hanya berternak sapi, tapi ia menjadi "bos", ia menjadi pimpinan. Ia memiliki kebebasan yang luas dalam mengatur pekerjaannya.
Memang, orang yang memiliki mental seorang "bos", memiliki jiwa entrepreneurship yang bagus, pastilah tidak ingin hanya menjadi pegawai saja. Ia ingin lebih, ia ingin menjadi yang terdepan, yang pada akhirnya membuat ia memilih untuk usaha secara berdikari, tidak menggantung pada orang lain. Ya, walaupun memulai usaha itu lebih sulit, dari memulai bekerja, namun, kita tetap bisa mendapatkan kemudahan, asal kita menjalankan usaha dengan tekun, ulet, disiplin, dan jujur.
Akhir kata, saya ingin menegaskan bahwa beternak sapi bukanlah sesuatu yang remeh, sesuatu yang hina. Sebagai individu yang beragama dan tahu tata krama, kita bekerja untuk mencari keberkahan dan keamanan, bukan hanya keuntungan, dan beternak sapi bukanlah pekerjaan yang dilarang. Oleh karena itu, bagi kalian yang ingin berternak sapi, mantapkan niat dan kuatkan tekad. Ayo berternak sapi!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H