Mohon tunggu...
Wildan Hamdi
Wildan Hamdi Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Aktif mengajar di PTKIN Mataram, juga terlibat dalam pelatihan untuk pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagiakan Muridmu dengan Kesenanganmu di Masa Lalu

25 Agustus 2024   09:29 Diperbarui: 25 Agustus 2024   12:44 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada bagian ini saya ingin mengajak teman-teman untuk bermain-main membawa pikiran kita ke masa-masa lalu yang sudah kita lewati, mungkin sehari yang lalu, seminggu, sebulan, setahun bahkan bertahun-tahun yang lalu. Juga kita coba membawa pikiran kita ke masa-masa yang akan datang, yang sulit kita pastikan waktu yang akan datang itu akan kita temui ataukah tidak.

Mengapa saya ingin mengajak teman-teman menggunakan pikiran kita untuk terbang ke masa lalu dan terbang ke masa depan? Karena itulah kehebatan pikiran yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Banyak sekali tokoh-tokoh yang menghasilkan buah pikiran di dalam "krangkeng" penjara, itulah bukti pikiran tidak pernah bisa dibatasi oleh sekat-sekat apapun.

Kita tidak akan bisa memacu kendaraan sehebat apapun untuk kita kembali ke masa-masa di mana kita merasakan kesenangan bersama teman-teman di masa kecil kita, ke masa di mana kita bermain-main tanpa beban, di masa di mana kita bisa tertidur pulas karena tidak terbebani oleh kehebohan para orang dewasa dalam memacu hidup untuk meraih keinginannya.

Atau kita tidak akan bisa menggeser tempat duduk kita hari ini ke hari esok, agar kita lebih dulu merasakan apa-apa yang belum dirasakan oleh orang lain. Atau juga kita ingin menggeser fisik kita kepada kehidupan yang kita bayangkan penuh kebahagiaan di lima-sepuluh tahun mendatang. 

Seandaninya kita tahu persis apa-apa yang akan terjadi di esok hari, pastilah kita sudah menyiapkan dengan pasti segala sesuatu yang pasti akan menjadikan segalanya sukses. Oleh karena itu persiapan yang diperlukan selalu dalam tahap rencana yang masih punya potensi untuk berubah. 

Maka hari ini sesungguhnya yang sedang kita miliki, hari kemaren sudah kita lewati, sedangkan hari esok belum tentu menjadi miliki kita seutuhnya. Saya jadi teringat ungkapan yang menyatakan: "yang abadi adalah hari ini, hari kemaren adalah pengalaman yang dapat dijadikan sebagai cara untuk memperbaiki kehidupan hari ini, untuk tidak harus takut menghadapi peristiwa di hari esok".

Kita coba menjelajahi masa lalu dengan pikiran kita, kita terbangkan dan menjelajahi banyak peristiwa masa lalu, baik tentang permainan masa kecil, tentang kesehatan, tentang pekerjaan, dan tentang masa-masa belajar kita di masa sekolah dulu.

Ingatlah ketika kita merasakan kesenangan karena guru kita dengan penuh kegembiraan memberikan sesuatu yang tidak bisa kita lupakan, ingatkah ketika guru kita meminta kita melakukan sesuatu saat belajar yang tidak bisa kita lupakan karena kesannya begitu mendalam dan sangat menyenangkan....., ada hadiah yang tidak terlupakan, ada tepuk tangan yang meriah, nama kita selalu disebut-sebut bapak/ibu guru dihadapan siswa lain, bahkan di depan orang lain. Tentu ini adalah kenangan yang sangat membahagiakan...

Bagilah kesenangan masa lalu itu menjadi sebuah kebahagiaan di kelas belajar kita. Pujilah hasil karya siswa di kelas belajar kita, hargailah hal-hal yang berbeda yang mereka hasilkan, yang mereka katakan tentang obyek yang sama. Berikanlah reward sekecil apapun atas pencapaian mereka, karena bisa menyenangkan yang suatu saat nanti mereka juga bisa ceritakan kepada siapa saja, kepada orang tua mereka, kepada teman-teman mereka.

Mungkin saja beberapa hari lalu bahkan beberapa menit sebelum kita berada dalam kelas belajar kita, ada sesuatu peristiwa yang sangat menyenangkan, kenapa tidak kita bagi saja peristiwa menyenangkan itu di kelas belajar kita. Dengan itu mudahan siswa merasakan juga kebahagiaan, dan berbagai kebahagiaanpun bisa dengan cara-cara sederhana seperti itu.

Kemudian mari kita terbangkan pikiran ini ke masa yang akan datang, pikirkan tentang kehebatan mereka suatu saat nanti....lima, sepuluh, lima belas tahun yang akan datang. Munculkan dalam pikiran kita bahwa anak-anak yang dihadapan kita sekarang pada saat itu adalah mereka yang berpran dan berpartisipasi dalam berbagai peristiwa kesuksesan, mereka adalah idola pada masanya, mereka adalah orang-orang yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya karena dirindukan banyak orang, mereka adalah penggerak bagi keberhasilan banyak orang, mereka adalah orang-orang yang selalu didoakan dan diucapkan terimakasih atas kontribusi dalam memajukan sekelompok orang, sekelompok masyarakat, bahkan kontribusi yang tidak terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun