Mohon tunggu...
Wildan Firdaus
Wildan Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - KMN 56 SV IPB

Mahasiswa Komunikasi SV IPB

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi Ternak Lele Kampung Citeureup untuk Meningkatkan Ekonomi Guna Mendukung Program SDGs 2030

23 Maret 2021   10:50 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:58 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       

Perekonomian di Indonesia sekarang ini sangat rentan sekali menurun. Pasalnya dari data BPS (Badan Pusat Statistik) yang ada, pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia turun jadi 5,02 persen dari tahun 2018 yang mencapai 5,17 persen. Akibat itu pemerintah melakukan perbaikan untuk tahun 2020 agar bisa melebihi tahun 2019. Namun, pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi dunia menurun termasuk Negara Indonesia. Di tahun 2020 perekonomian Indonesia mengalami penurunan sebesar -5,32 persen pada kuartal II-2020. Banyak faktor yang mendorong pelemahan pertumbuhan ekonomi Indonesia, misalnya seperti government expenditure (pengeluaran pemerintah) berupa konsumsi yang menurun, serta penundaan belanja investasi.

Tetapi faktor yang paling mendorong dari penurunan ekonomi di Indonesia saat ini yaitu adanya pandemi virus corona. Akibat pandemi ini pertumbuhan ekonomi di dunia menurun termasuk Indonesia. Dengan adanya kebijakan mengenai social distancing, work from home (WFH), sampai pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tentu konsumsi akan mengalami penurunan yang sangat tajam, serta mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah negatif.

            Atas kejadian ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan New Normal untuk mengatasi penurunan perekonomian di Indonesia. Dari sebuah data yang ada di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, kebijakan New Normal berdampak positif terhadap perekonomian nasional, ditandai dengan penyaluran KUR yang mulai meningkat signifikan dan peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur serta domestic demand pada bulan Juni 2020. Sampai sekarang setelah adanya New Normal, perekonomian di Indonesia telah membaik daripada sebelumnya.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ini, ada rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. Rencana tersebut yakni Sustainable Development Goals (SDGs) yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.

Dalam mendukung rencana aksi ini, terdapat sebuah kampung yang mempunyai inovasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, yaitu Kampung Citeureup 01 tepatnya  di Desa Barengkok, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kampung ini berada di perbukitan dengan kondisi wilayah yang masih asri dengan rata -- rata mata pencaharian masyarakatnya yaitu sebagai petani.  

Budidaya ikan lele adalah inovasi kampung tersebut terhadap program SDGs. Keterkaitan budidaya lele dengan program SDGS terdapat di point tujuan nomor 8, yaitu Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua.

Budidaya ikan lele ini telah lama berjalan di Kampung Citeureup. Awal mula budidaya ikan lele ini dijalankan oleh seorang masyarakat yang biasa dipanggil Kang Cimot. Pada tahun 2018 Kang Cimot ini mengetahui program lele tersebut di Kecamatan Pamijahan dan ia terbesit di pikarannya untuk menjalankan program ini di kampungnya sendiri yaitu Kampung Citeureup 01.

"Dari program budidaya lele ini, saya bisa menafkahi keluarga saya walaupun tidak seberapa" ujar Kang Cimot.

Dari program ini, ia mendapatkan keuntungan yang lumayan untuk menafkahi keluarganya walaupun tak seberapa. Lambat laun masyarakat sekitar kampung mengikuti jejak usaha budidaya lele Kang Cimot dengan cara saling bekerja sama. Sampai sekarang jumlah masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam usaha tersebut berjumlah 12 orang dengan tugas yang berbeda. Pada awal tahun 2020, usaha budidaya lele ini diberikan nama Mekar Tani.

Dari 12 orang itu, setiap orang mengurusi ikan lele dengan umur yang beragam. Ada yang mengurusi benih lele (ukuran 3 cm -- 5 cm), ada yang mengurusi lele yang berukuran sangkal (yaitu ukuran ikan dengan panjang 5 cm -- 12 cm), dan ada juga yang mengurusi ikan yang berukuran palang (yaitu lele yang berumur sebelum konsumsi). Pada umur benih dan sangkal merupakan umur yang rawan terjadi kematian pada ikan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun