Mohon tunggu...
Wildan Nurfatwa Novyanda
Wildan Nurfatwa Novyanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Padjadjaran

orang keren yang suka nulis meskipun tulisannya biasa aja.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Fasisme dalam Anime Attack on Titan

4 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 4 Juli 2023   23:57 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Struktur sosial dalam Attack on Titan dapat dilihat dari segmentasi masyarakat menjadi beberapa kelas atau kelompok yang memiliki perbedaan hak dan akses. Ada kelas elit yang mendominasi kehidupan di dalam kota. Misalnya, keluarga Reiss yang memegang kekuasaan yang mutlak di dalam dinding Maria. Mereka mengendalikan rahasia besar tentang sejarah dan asal-usul dunia mereka. Sementara itu, ada juga kelas pekerja yang bertugas menjaga dan mempertahankan tembok, serta kelas yang lebih rendah seperti pengemis.

Pemerintahan otoriter terlihat dalam kekuasaan Eren Jeager sebagai "Founding Titan" dan peran Military Police Brigade. Military Police Brigade dikenal korup dan menindas penduduk di dalam kota, bertindak atas kepentingan diri sendiri daripada melindungi manusia dari serangan Titan. Mereka mempertahankan ketertiban dengan kekerasan dan tindakan represif terhadap siapa pun yang dianggap ancaman oleh pemerintahan. 

Pengaruh ideologi ekstrem nasional dalam Attack on Titan juga dapat diidentifikasi dalam konteks fasisme. Penggambaran kebanggaan nasionalistik dan pengorbanan diri demi "ras" manusia yang dianggap mulia terlihat dalam perjuangan melawan para Titan. Keyakinan akan keunggulan ras manusia di atas ras Titan menciptakan pemikiran ekstrem yang menghalangi dialog dan kompromi dengan pihak lain.

Propaganda dan Doktrinisasi

Propaganda memainkan peran penting dalam menciptakan persepsi negatif terhadap Titans dalam anime Attack on Titan. Dalam cerita ini, para penghuni kota ditanamkan dengan pemikiran bahwa para Titans adalah makhluk kejam dan tidak memiliki akal. Keyakinan semacam ini didukung dengan propaganda yang dibuat oleh pemerintahan dan organisasi survei. 

Contohnya, mereka memberikan penghargaan kepada para prajurit yang berhasil membunuh Titans dan menyerukan dukungan terhadap organisasi survei yang bertugas membunuh Titans. Namun demikian, anime ini juga menunjukkan dampak negatif dari propaganda semacam ini. 

Beberapa karakter melakukan perlawanan dan pertanyaan tentang kebenaran dan tujuan dari peperangan melawan Titans. Selain itu, pemikiran bahwa Titans tidak memiliki akal membuat manusia mengesampingkan kemungkinan untuk berdamai dengan para Titans dan meredam konflik antara spesies yang berbeda.

Di sisi lain, kultur kebangsaan dan fanatisme dalam menghormati para prajurit yang gugur dalam melawan Titans juga menjadi topik yang diangkat dalam cerita. Dalam dunia Attack on Titan, para prajurit dipuja sebagai pahlawan dan diberikan penghargaan yang besar saat mereka mati dalam pertempuran melawan Titans. 

Hal ini menyebabkan beratnya beban yang harus ditanggung oleh para prajurit saat mempertahankan tembok. Mereka harus terus memperjuangkan kebanggaan nasional di tengah terbatasnya kemampuan melawan para Titans. 

Namun, fanatisme ini juga memiliki sisi negatif karena memunculkan ketidakadilan dan ketidakseimbangan dalam penghormatan atas keberanian dan pengorbanan yang dilakukan selama perang. Beberapa karakter dalam cerita merasakan tekanan psikologis besar karena adanya ekspektasi untuk menjadi pahlawan dan mempertahankan kebanggaan nasional.

Penindasan Kelompok Minoritas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun