Mohon tunggu...
Wildan habibi
Wildan habibi Mohon Tunggu... Penjahit - Mahasambat

Wong sederhana iku bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bertasbih pada Porosnya

1 Oktober 2019   20:23 Diperbarui: 1 Oktober 2019   20:35 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hakikatnya semua yang ada di bumi dan dilangit sedang bertasbih kepada Allah swt, tanpa terkecuali. Semua sedang bertasbih pada porosnya masing-masing, malaikat bertasbih pada porosnya, setan juga bertasbih pada porosnya begitupun juga manusia,tumbuhan dan juga hewan. 

Kutub kebaikan dan juga kutub keburukan selalu bersinergi agar kehidupan ini tetap berjalan pada keadaan yang seimbang, tak mungkin dunia ini berjalan dalam keadaan berat sebelah (hanya baik atau hanya buruk saja) semua seimbang dan sudah pada takaran Allah swt.

Kemajemukan pola berpikir manusialah yang memberi keragaman dalam bertasbihnya sosial kemasyarakatan, karena akal,pikiran dan juga hati terkadang menemukan jalur yang bertolak belakang bahkan berjauhan, akal akan terbilang hadir jika disertai dengan akhlak, dan akhlak adalah buah dari hati yang bercahaya.

Terkadang jika kita melakukan kesalahan diluar norma sosial,adat dan juga keagaman, orang sontak akan berkata "orang tidak punya akal" inilah yang perlu digaris bawahi bahwasannya nilai lebih daripada manusia adalah akhlak, orang tidak akan peduli setinggi apa keilmuan dari seseorang, akan tetapi orang sangat memperhatikan seberapa tinggi tingkat akhlak daripada manusia yang lain.

Lantas apa yang disebut dengan pikiran ? Pikiran inilah pengirim pesan kepada memori atau yang disebut dengan otak dalam anatomi tubuh manusia,di dalam anatomi tubuh hewan juga terdapat pikiran akan tetapi tidak terdapat akal dan juga hati, disitulah alasan yang menjadikan manusia mendapat predikat mulya di hadapan Allah swt.

Kembali kepada bertasbih, manusia jika dilihat dengan kasat mata, hanya orang-orang sholihlah yang bertasbih kepada Allah swt, akan tetapi jika ditelisik lebih dalam lagi, semua yang berjiwa dan yang bernafas hakikatnya bertasbih kepada Allah swt, bertasbihnya orang tua adalah dengan cara menafkahi  keluarga, bertasbihnya anak adalah dengan cara berbakti kepada orang tua, bertasbihnya murid adalah dengan cara belajar, bertasbihnya guru adalah dengan cara mengajar dan lain sebagainya, lantas bagaimana dengan orang yang ingkar kepada Allah swt ? apakah juga bisa dikatakan bertasbih kepada Allah swt ?

Ada ayat di dalam Al-quran yang menyebutkan bahwasannya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah swt, memang benar Al-quran diturunkan untuk orang-orang muslim dan mejadi pedoman hidup bagi orang islam.

Akan tetapi banyak ayat-ayat dalam Al-quran yang menyebutkan bahwasanya Al-quran akan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berfikir dan akan menjadi dzikir bagi orang-orang yang muslim, artinya orang yang menggunakan akal dan fikirannya untuk mentadabburi ayat Al-quran akan mendapat petunjuk, maka sangat wajar jika para ahli asronomi barat menemukan alam luar angkasa di dalam kalam Allah yang telah menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dan banyak sekali orang non muslim yang menemukan kebenaran dalam Al-quran sehingga menjadi orang muslim.

Kembali kepada ayat Al-quran yang menyebutkan bahwasannya semuanya yang ada dilangit dan di bumi bertasbih kepada Allah swt, orang yang berprilaku kurang baik atau orang yang tidak taat kepada tuhannya apakah bisa disebut dengan bertasbih ?

Orang tidak akan mengetahui pelajaran mana yang baik dan pelajaran mana yang buruk jika tidak ada subyek yang menjalankan obyek kebaikan dan obyek keburukan, yang sering kita lakukan kepada orang yang berbuat keburukan adalah memandang sebelah mata bahkan menilai rendah dari kehidupan bersosial, ini yang sering kita jumpai di kehidupan bersosial, padahal dia hanya memerankan peran yang di sediakan Allah swt untuk menjadi pelajaran bagi orang lain.

Manusia semuanya hanyalah, hamba bukan berati yang taat saja yang bernama hamba sedangkan yang buruk bukan hamba karena tidak pernah menghamba, semuanya menghamba pada poros masing-masing dan semuanya sedang bertasbih kepada Allah, apakah setan tidak termasuk bertasbih kepada Allah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun