Langit tak lagi biru,
warnanya pudar, abu yang pekat.
Dulu ia membentang luas,
menyimpan mimpi dalam pelukan awan.
Kini, burung tak lagi terbang,
terjebak di bawah kabut kelam.
Angin berbisik lemah,
menyanyikan lagu luka bumi.
Matahari murung di balik tirai debu,
tak lagi hangat, tak lagi ramah.
Awan-awan menangis pelan,
jatuh sebagai hujan yang asing.
Apa yang kita lukis di langit ini?
Jejak asap, bau tanah yang terbakar,
dan suara hening dari pohon-pohon,
yang tumbang tanpa sempat bicara.
Langit tak lagi biru,
dan aku hanya bisa bertanya:
Akankah ia kembali tersenyum?
Ataukah biru itu hanya kenangan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H