Mohon tunggu...
Wilaga Azman Kharis
Wilaga Azman Kharis Mohon Tunggu... -

mahasiswa semester 5 minat menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

pohon rambutan, bagasi, dan celana

29 Agustus 2011   09:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kamu tahu?
disini. ya, disini.
malam kian tumpah semakin diaduk jadi semakin larut.
aku sudah daritadi bolak-balik bantal, tapi belum ada sebiji kantuk terselip.
kalau aku paksakan menutup mata, yang kelihatan malah samar-samar senyummu yang malu-malu di stasiun waktu itu.
malu. sekaligus galau. ingin melepasku atau mencuri bagasiku dan kemudian kamu tumbuhkan satu pohon rambutan, agar aku pergi di musim tanam selanjutnya.
kamu melepasku. mulutmu senyum, berbohong memang.
tapi, matamu tidak.
seperti mataku malam ini.
di dalamnya sedang subur hari-harimu yang kian kerontang.

ya, besok aku pulang.
untuk aku tanam pohon rambutan.
bukan di bagasiku.
tapi, di celanaku. soalnya, celanaku cuma satu dan tidak mungkin aku jalan-jalan tanpa celana.

~kota nenek moyang, hari ketujuh, malam kedelapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun