Fakta bahwa ada sejumlah warga masyarakat penjual asal Jawa di Kaliuda-Sumba Timur, dapat menjual dagangan di pasar mengunakan bahasa lokal entah Bahasa Sabu atau Sumba dengan sangat lancar merupakan sebuah fenomena biasa dalam lingkungan pasar. Fakta lain dalam dimensi pendidikan, belajar Bahasa Inggris sejak kelas 7 di SMP hingga SMA kelas 12 belum juga dengan lancar berbahasa Inggris.
Pembelajaran Bahasa Inggris 5 jam setiap minggu, 2-3 jam pelajaran setiap pertemuan di Sekolah Menengah Pertama berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberi kesan terputus – putus, bila tidak dibarengi dengan pemberian tugas yang dapat beresonansi hingga pertemuan-pertemuan berikutnya. Evaluasi yang mewajibkan multiple choice dan essay test belum memadai untuk mengukur ketrampilan listening dan speaking dari keempat ketrampilan berbahasa yakni membaca, menulis, mendengar dan berbicara serta unsur-unsur bahasa lainnya.
Untuk itu seorang guru Bahasa Inggris perlu memiliki filosofi dalam pelaksanaan pembelajaran ibarat sebuah bangunan dengan fondasi rancangan paten. Pembelajaran Bahasa Inggris berbasis filosofi “Contact with the Language any time any where” dapat menjadi landasan utama dalam mendisain penyusunan program pembelajaran, penyajian /pelaksanaan bahkan dalam penilaian. Dengan demikian dalam penyusunan program pembelajaran, dirancang agar siswa dapat secara berkesinambunga berada dalam hubungan dengan Bahasa Inggris, baik di sekolah maupun di rumah. Demikian pula dalam penyajian, dirancang agar guru dan siswa dapat lebih siap baik secara materi maupun atmosfir pembelajaran itu sendiri. Sehingga keempat langkah dalam pembelajaran berkesinambungan dapat dilalui bersama yakni melalui tugas yang dapat diselesaikan, pemahaman siswa yang dapat dimunculkan serta pengembangan ketrampilan berbahasa dan unsur-unsurnya dapat berlangsung disertai tugas baru yang dapat diselesaikan dari rumah.
Diperlukan adanya strategi cerdas dalam pembelajaran selain model terkini dengan pemanfaatan IT yang memberi kebebasan bagi siswa untuk dapat menyelesaikan program/tugas belajar dengan kreatifitas individual atau group di rumah melalui penyederhanaan pola kalimat, penggunaan media dan imlak oleh guru.
Acuan penilaian adalah pada tugas yang harus diselesaikan (task referenced test), penilaian portofolio sebagai penilaian proses dengan memberi skor A, B, C, D, E serta bobot maksimal 70 untuk penyelesaian tugas, keaktifan 20 dan kehadiran 10. Sedangkan imlak digunakan untuk mengukur kemampuan ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai test hasil belajar.
Dalam aplikasi filosofi pembelajaran Bahasa Inggris berkesinambungan , siswa yang lebih sering menyelesaikan tugasnya di rumah dengan baik akan lebih mudah mengingat dan menyerap kembali ketika terjadi pembelajaran di sekolah. Imlak terasa sangat sukar bagi siswa pada awalnya namun dengan lebih sering dapat terbiasa. Demikian pula bagi guru melalui respon yang diberi menjadi indikator ketercapaian kemampuan yang nampak dari seorang siswa.
Bahwa siswa dapat berbahasa Inggris dengan lebih baik jika ia secara berkesinambungan berhubungan dengan bahasa tersebut baik di sekolah maupun di rumah yang disertai imlak sebagai alat ukur kemampuan keempat ketrampilan berbahasa serta unsur-unsur bahasa lainnya.
Refleksi; Filosofi pembelajaran yang rekan miliki mari berbagi..................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H