Waingapu, Sejak Beberapa minggu terakhir sedang digelar pacuan kuda. Mengambil tempat di lapangan Rihi Eti – PraiLiu Sumba, tepat berada di jantung kota, memungkinkan penonton berjubel datang menikmati hiburan. Terdapat lebih dari 700 ekor kuda diikutsertakan pada lomba kali ini, ada yang datang tidak hanya dari daerah sedaratan Sumba- 3 kabupaten lainnya, namun dari pulau seberang semisal dari Daratan Timor, Flores dan Sabu turut meramaikan perhelatan kali ini. Direncanakan penyelenggaraan lomba berlangsung lebih dari 3 minggu, memberi efek keberuntungan bagi pedagang minuman, nasi bungkus, bakso dan tidak luput taruhan bagi yang memiliki hobby.
Lebih jauh........
Ketika 5 ekor kuda berlari dengan kencangnya, terdapat seorang mahasiswi, biasa di panggil Rambu, berada di balkon stadion. Segera bangkit dari tempatnya duduk, Rambu berdiri agar dapat menyaksikan dengan sedikit lebih nyaman, melayangkan pandangan sambil berteriak, ‘ayo, ayoo, aaayoooo..... Ringgoooo,” karena memang kuda kesukaannya sedang memimpim di depan kuda lainnya. Semua mata tertuju pada ‘Ringgo’ berlari ditunggangi seorang bocah berumur tidak lebih dari 8 tahun.
Riuh redam suara penonton mengemuruh, berteriak sambil bertepuk tangan, berlari mendekati kuda yang sedang melejit, di saat yang sama kelesuan terbersit dari beberapa penonton lain yang kuda jagoannya tertinggal menjelang garis finis.
Berlangkah tanpa sadar, Rambu sudah berada di posisi paling depan di antara para penonton yang berada di bawah balkon stadion.
Tiba – tiba ....”plaaak”.... seekor cicak jatuh tergeletak tepat di depan Rambu.
Rasa ingin tahu sebagai seorang mahasiswi memicunya melakukan penelitian. Dicarikan dokter hewan untuk menemukan jawaban atas jatuhnya seekor cicak ketika kuda sedang berlari namun begitu sulit untuk segera menemukan kesimpulan dari sejumlah hipotesa yang ada.
Sebab Rambu memiliki relasi antar peneliti, dan untuk melakukan kajian mendalam didatangkan pula para ahli dari sejumlah perguruan tinggi lainnya, banyak spekulasi bermunculan tidak atas analisis fakta lapangan kecuali teori baru yang dimunculkan....dan jawaban yang diharapkan semakin kabur.
Beberapa saat sebelum bubar seorang wartawan menghampiri Rambu dengan membawa hasil rekaman cctv yang sempat di pasang sebelum perlombaan dimulai dan secara perlahan memutar rekaman tersebut dan jawabannya di peroleh.....sederhana....dalam tayangan replay ternyata seekor cicak jatuh dari balkon tepat di depan Rambu adalah karena cicak tersebut larut dalam bertepuk tangan..... di putarnya berulang-ulang rekaman tersebut seakan tidak percaya namun benar cicak itu bertepuk tangan dan itu fakta......
REFLEKSI : TERKADANG KITA SUKA MENGELU BANGGA PADA SESEORANG YANG TERUS MAJU MELEJIT KARENA KERJA KERAS SEDANG KITA LUPA DIRI SEDANG TERKAPAR & TERTINGGAL...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H