Mohon tunggu...
Wil Wvn
Wil Wvn Mohon Tunggu... -

Jangan mudah melemah, karena sesungguhnya melemah adalah ketidakmampuan yang dibuat-buat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaltara itu Seperti “Perawan"

10 April 2014   06:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan sebuah provinsi baru di Pulau Kalimantan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kaltara, dipisahkan dari provinsi induk, Kalimantan Timur. Dari induknya tersebut Kaltara pun diwarisi sumber daya alam melimpah, serta keragaman budaya. Kini, masyarakat Kaltara hanya perlu waktu untuk menikmati segala potensi yang ada di bumi “Banuanta” ini.

Provinsi baru ini patut berbangga, lantaran diwarisi sumber daya alam yang cukup melimpah. Saat ini, hutan di Kaltara terbilang cukup luas di mana hutan tropisnya saja masih merupakan yang terluas di Indonesia. Selain itu, kekayaan tersebut tercermin dari kawasan konservasi Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1,6 juta hektar yang meliputi dua kabupaten yakni Malinau dan Nunukan.

Lebih dari itu, kawasan hutan produksi, hutan lindung, perkebunan sawit, sungai-sungai besar, potensi tambang migas, batu bara, serta emas dimiliki provinsi termuda ini.

Berbagai hal tersebut di atas adalah ciri khas yang tidak dimiliki oleh provinsi lain di Indonesia. Pasalnya, hutan yang ada tersebut masih terawat asri, lestari dan lebat berdampingan dengan keragaman flora dan fauna di dalamnya.

Irianto Lambrie selaku Penjabat Gubernur Kaltara menganalogikan, segala potensi tersebut ibarat “perawan” yang belum tersentuh banyak. Diperlukan tekhnologi serta menejemen yang begitu kuat untuk bisa mengekploitasi segala potensi tersebut demi kesejahteraan masyarakat. Namun patut ditandai bahwasanya segala bentuk eksploitasi tersebut tentunya tanpa mengesampingkan aspek lingkungan atau dilaksanakan secara lestari.

“Kita berkeinginan pengelolaan sumber daya alam itu tanpa mengecualikan dan memperhatikan berbagai aspek-aspek lingkungan,” imbuhnya.

Selain itu, keragaman budaya yang dimiliki Kaltara cukup potensial untuk dikembangkan pula. Heterogenitas dan atau kemajemukan masyarakat memberi warna tersendiri bagi bagi provinsi yang berada di jazirah utara pulau Kalimantan ini.

Hampir semua suku bangsa dari penjuru negeri menyatu dan membentuk rangkaian masyarakat Kaltara secara umum. Orang Aceh, Padang, Jawa, Melayu, Toraja, Papua, Bugis, serta termasuk suku-suku asli Kalimantan yang terdiri dari puluhan kultur diantaranya suku Dayak, Tidung, dan ratusan sub kultur lainnya, yang tak dapat dituliskan satu persatu. Kekayaan budaya ini dapat dikembangkan untuk menjadi pendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Semisal untuk pengembangan sektor pariwisata sebagai daya tarik daerah dan sebagainya.

Tak berhenti di situ, potensi perikanan dan kelautan Kaltara juga sangat besar. Semisal, komoditas udang. Udang Kaltara sejauh ini merupakan komoditas ekspor yang nilai serta kualitasnya paling tinggi di Indonesia. Akibatnya, komoditas satu ini sangat disukai pasar Amerika dan pasar Rusia.

“Karena apa? karena sudah jadi brandmark udang dari Kaltara itu tidak tercemar bahan kimia dan sangat ramah lingkungan. Jadi komoditas lain selain udang, semisal kepiting dan ikan tuna juga besar sekali potensinya,” kata Irianto Lambrie.

Lantas bagaimana cara mengembangkan segala potensi tersebut?

Sekali lagi Irianto Lambrie selaku Penjabat Gubernur Kaltara mengemukakan bahwasanya segala potensi tersebut perlu manajemen, teknologi, serta visi yang kuat untuk bisa dinikmati oleh masyarakat setempat, dan masyarakat Kaltara secara umum.

Di sisi lain hal tersebut juga memerlukan tahapan-tahapan yang memakan waktu tidak singkat. Merintis dari awal adalah hal yang mutlak dilakukan dalam masa transisi pemerintahan Kaltara ini. Langkah konkritnya, Pemprov Kaltara sejauh ini telah mengundang, mengajak, dan menjajaki kerjasama dengan orang-orang terbaik yang ia sebut sebagai pusat-pusat keunggulan di negeri ini, yakni perguruan tinggi diantaranya Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Tekhnologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair).

Kerjasama tersebut dijalin sebagai wadah untuk belajar, mendengar, dan melihat segala keunggulan dan kekurangan di Kaltara, agar nantinya dapat dipraktekkan secara bersama-sama dalam pembangunan segala bidang di Kaltara.

“Kita mulai perbaikan manajemen pemerintahan. Kita ingin Pemprov Kaltara mempraktekkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik, dan itu tuntutan menjadi kemajuan sebuah bangsa. Tentu kita difasilitasi oleh lembaga administrasi negara. Dan sejauh kita sudah ada tiga kali M0U dan kita sudah merealisasikannya. Jadi aparatur-aparatur juga kita turunkan ke pusat unggulan ini untuk belajar, mendengar dan melihat bersama,” terangnya.

Selain hal tersebut, pihaknya juga berusaha membangun kualitas perencanaan daerah yang baik, mulai dari membangun Sumber Daya Manusia (SDM) serta infrastruktur. Dengan asistensi dan dukungan-dukungan kajian yang dilakukan oleh mitra dari pusat keunggulan tersebut, maka akan meningkatkan kualitas peningkatan pengambilan kebijakan.

Terkait daerah perbatasan (Indonesia-Malaysia), Irianto menjelaskan bahwasanya Kaltara mempunyai garis perbatasan cukup panjang dengan negara tetangga. Hanya saja kondisinya sebagian besar berupa hutan dengan segala plasma nutfah di dalamnya. Ia mengaharapkan di pemerintahan transisi ini terlebih pemerintahan ke depan dapat dilakukan pengelolaan dengan benar sehingga bisa menjadi devisa yang besar untuk negara.

Sejalan dengan hal tersebut, Kaltara sejauh ini telah berupaya akan menyiapkan diri dalam mengatur dan menongsong era perdagangan bebas ASEAN. Irianto mengharapkan, dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun ke depan Kaltara mampu membangun daya saing bagi bangsa Indonesia untuk berhadapan dengan wilayah negara tetangga, yaitu Sabah dan Serawak, dan Malaysia pada umumnya.

Hal tersebut sangat beralasan lantaran sejauh ini rencana pemekaran Sebatik menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) di Kaltara mendapat tanggapan serius dari pemerintah pusat. Rencananya antara Juni hingga Juli mendatang, Kemendagri akan mengirim tim observasi ke Nunukan dan Sebatik untuk melengkapi data pendukung pemekaran DOB Kota Sebatik.

“Jadi kita kembangkan Sebatik menjadi kota. Selain itu, Nunukan juga akan dikembangkan, begitu juga Kecamatan Krayan. Pada intinya daerah-daerah berdekatan dengan Sabah dan Serawak harus dikembangkan menjadi kota-kota mandiri yang baru, kota yang layak huni dan nyaman didiami. Kita seperti itu ke depan,” jelasnya.

Di akhir, ia menganalogikan, daerah-daerah perbatasan di negara lain merupakan sebuah daerah perkotaan yang maju. “Seperti di perbatasan Cina dan Hongkong. Dulu merupakan perkampungan yang kumuh. Sekarang jadi Kota Xensen,” tutupnya. (Muhammad Arvan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun