Mohon tunggu...
ida baguswiswanatha
ida baguswiswanatha Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswa

still looking for the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Galungan dan Kuningan?

10 November 2021   11:26 Diperbarui: 10 November 2021   11:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia, yang masih kental akan adat istiadat dan budayanya. Di Bali hingga sekarang masih mempertahankan tradisi yang ada sejak dahulu, yang terus di wariskan dari genereasi ke generasi. Contohnya galungan dan kuningan. Hampir semua kabupaten di Bali merayakan hari raya Galungan lan Kuningan dengan adat dan tradisi di kabupaten mereka. 

Hari raya Galungan lan Kuningan merupakan salah satu hari raya besar, dimana perayaan hari raya galungan bermakna untuk merayakan kemenangan Dharma melawan Adharma. Hari raya Galungan lan Kuningan di Bali dirayakan setiap 6 bulan sekali dalam kalender Bali. Dalam kalender Bali 1 bulannya yautu 35 hari jadi perayaan Galungan lan Kuningan biasanya setiap 210 hari sekali.

Galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu  "dungulan" yang artinya menang. Galungan sendiri di pastikan hari perayaannya pertama kali di pulau Bali, namun tidak ada yang tau pasti kapan pertamanya.

umat hindu di bali merayakan Galungan dan Kuningan setiap 6 bulan sekali , jadi dalam setahun umat hindu merayakan 2 kali. Galungan dan Kuningan berjarak 10 hari. Galungan biasanya di rayakan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan. dan Kuningan dirayakan setiap hari Sabtu pada wuku kuningan.

Perayaan besar setiap 6 bulan sekali ini biasanya cukup meriah, karena hampir semua umat hindu di Bali membuat penjor  yang dipasang di depan rumah untuk menyambut hari raya tersebut. Penjor adalah bambu yang dihias sesuai dengan adat dan tradisi yang ada dan digunakan selama sebulan penuh , setelah itu penjor di cabut kembali. Setiap umat hindu juga membuat banten untuk di haturkan ke pura maupun mrajan. Banyak kerabat jauh yang pulang ke untuk sembahyang ke pura di rumah dan bertemu dengan kebarat lainnya dan bercengkrama untuk mengikat tali persaudaraan. 

Sehari sebelum hari raya Galungan lan Kuningan atau yang biasa disebut penampahan Galungan lan Kuningan biasanya para umat hindu akan menyiapan segala keperluan untuk sembahyang salah satunya memotong daging babi. Daging babi merupakan salah satu ciri khas yang dihaturkan pada saat hari raya Galungan atau Kuningan , lalu setelah itu biasanya umat hindu akan menyantap daging babi tersebut bersama keluarga.

Pada hakikatnya Galungan lan Kuningan merupakan hari raya besar untuk mempererat hubungan keluarga dan tetap menjunjung tinggi kebaikan di alam semesta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun