Setiap usia kerja, tidak akan lepas dari pensiun. Baik bekerja sebagai pengusaha, pegawai negeri, swasta dan saya seorang buruh pun berencana untuk berhenti bekerja guna menikmati hari tua.Â
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif kerja yaitu pada usia 15-65 tahun. Maka di usia yang 50 tahun dipastikan sudah siap untuk pensiun. Baik siap secara finansial maupun siap secara fisik dan mental.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan menjelang pension:
1. Bekerja sejak usia setidaknya 20 tahun
Rata-rata di usia 20an tahun jika tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, akan berusaha untuk mencari peruntungan. Bisa dengan bekerja di swalayan, di tempat foto kopi, dan bahkan bekerja ke luar negeri serta sekedar membantu orang tua yang sebagai pedagang.
Namun tidak jarang di usia 20an masih labil dalam mengatur keuangan. Bagi remaja putri akan lebih cenderung untuk belanja fashion. Untuk itu alangkah baiknya menahan diri agar tidak boros, meskipun sedikit tetaplah berusaha untuk menabung. Dalam kaitannya dengan belanja fashion, hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan. Maka baik-baiklah dalam memilih teman.Â
2. Konsisten untuk menabung
Meskipun kebutuhan hidup tidak bisa dihindari, namun dengan sedikit demi sedikit usahakan untuk menyisihkan uang gaji, suatu saat tanpa kita sadari jumlah tabungan akan membuat kita tercengang. Seperti pepatah "dikit-dikit lama-lama menjadi bukit".
Dengan mendisiplinkan diri bahkan memaksakan diri untuk menabung secara konsisten, maka akan lebih percaya diri untuk pensiun dini. Mengingat usia pensiun rata-rata 50 tahun. Dari usia 20an tahun hingga 50 tahun, selama kurun waktu 30 tahun tentu menghasilkan jumlah tabungan yang fantastis.
3. Terapkan hidup sederhana
Dengan gaya hidup minimalis, yang bisa berarti berpenampilan sesuai dengan isi kantong maka tidak mungkin tidak hidupnya akan tenang, merasa cukup, dan selalu bersyukur dengan yang ia punya. Lain halnya jika menuruti hal-hal yang serba baru atau kekinian, kemungkinan hidup tidak tenang akan merasa kurang. Akan berusaha untuk membeli produk-produk yang terbaru, sebelum orang lain memiliki.Â
Hidup sederhana sama artinya dengan hidup hemat. Individu yang mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Jika hal ini diterapkan sedini mungkin, dalam lingkungan keluarga niscaya akan turut membangun karakter yang bertanggung jawab serta disiplin dalam berbagai aspek kehidupan. Terutama menabung.Â
4. Mencari pengetahuan yang berkaitan dengan investasi
Bagi yang minim pendidikan, rata-rata berinvestasi dalam bentuk tanah, pekarangan, sawah, kebun, ternak. Selain karena harga tanah mengalami kenaikan setiap tahunnya, karena takut rugi. Di mana akhir-akhir ini banyak investasi bodong dengan jumlah korban yang tidak sedikit. Hal ini menjadi momok tersendiri bagi yang minim pendidikan maupun pengetahuan seputar investasi.
Lain halnya bagi yang mempunyai riwayat pendidikan tinggi atau setidaknya mempunyai pengetahuan tentang investasi, maka investasi dapat diwujudkan dengan bentuk saham, obligasi, properti, deposito, valuta asing, surat berharga Negara (SBN) dan lainnya. Oleh karenanya penting untuk mencari pengetahuan tentang cara-cara berinvestasi.
5. Menciptakan usaha sebagai passive income
Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan membangun toko online, beternak, menanam sayur secara hidroponik. Jika usaha-usaha tersebut dilakukan dengan penuh kesabaran dan telaten, bukan tidak mungkin akan menambah pemasukan setelah berhenti menjadi karyawan.
Seiring perkembangan teknologi, menjadi content creator untuk saat ini sangat menjanjikan. Asal kita menyediakan konten-konten yang positif, mendidik serta menginspirasi masyarakat luas akan memberikan keuntungan. Dikarenakan banyak like dan subscribe, ketika sudah tidak mengurusi lagi maka masih akan tetap mendapatkan penghasilan tambahan.
6. Ikuti kelas, seminar, workshop, training tentang mengatur keuangan
Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengaturan keuangan, maka akan sangat membantu pemahaman kita tentang mengelola keuangan, perputaran dana, memperkuat usaha bisnis, terlepas dari utang-piutang dan lain lain.
Melalui kelas-kelas mengatur keuangan, kita dituntut untuk mampu mengatur pengalokasian dana secara maksimal yang akan berpengaruh pada pola hidup hemat, hidup akan terasa enteng. Siap untuk pensiun dini.
Semoga bermanfaat.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H