Mohon tunggu...
wijiastuti
wijiastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PPKn FIS UM

Memiliki ketertarikan di bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Merdeka Curriculum: Mahasiswa HKn FIS UM Meneliti Implementasi Kebijakan P5 di SMAN 9 Malang dikaitkan dengan Teori Kebijakan George C. Edwards III

2 Januari 2025   10:53 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:53 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Informan Wawancara

Pada 21 November 2024 Mahasiswa HKn FIS UM Angkatan 23 yang beranggotakan Wiji Astuti, Inka Dwi Lestari, Takfiki Ima, Keke Aqila Zayyan mendatangi SMA Negeri 9 Malang untuk melakukan wawancara mendalam terkait implementasi kebijakan Program P5 di sekolah tersebut. Kami melakukan wawancara kepada bu Bella Citra selaku fasilitator Program P5 dan beberapa siswa pelaksana Program P5 di SMA Negeri 9 Malang. Kegiatan ini untuk memenuhi projek mata kuliah Ilmu Pemerintahan dan Pemerintahan Daerah, yang berfokus pada implementasi kebijakan pemetintah di bidang pendidikan, yang dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Sri Untari, M.Si.

Fokus utamanya untuk menganalisis apakah pelaksaan Program P5 di sekolah tersebut sesuai dengan teori kebijakan Publik yang dikemukakan oleh George C. Edwards III. Dalam penelitian ini, kami mengeksplorasi empat faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan, yaitu: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. 

Temuan penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan Program P5 di sekolah tersebut secara umum berjalan dengan sangat baik. Komunikasi antara pihak sekolah, guru, dan peserta didik berlangsung efektif, didukung oleh struktur birokrasi yang adaptif dalam mendukung pelaksanaan program. Namun, masih ada beberapa masalah yang harus diatasi, terutama pada aspek sumber daya. Kurangnya tenaga guru yang berlatih sebagai  fasilitator dan penilai menjadi kendala dalam optimalisasi proses pembelajaran berbasis projek. Selain itu, lokasi sekolah yang berada di perkotaan menyebabkan keterbatasan akses terhadap bahan proyek yang berhubungan dengan alam, sehingga membatasi variasi tema proyek. 

Proses Wawancara Guru Fasilitator P5
Proses Wawancara Guru Fasilitator P5

“Mentor dari P5 ini kan adalah wali kelas sendiri, nah wali kelas di sini mengajar mata pelajaran yang berbeda beda pula, jadi sedikit kesulitan untuk membimbing anak anak berkegiatan sesuai tema  maka dari itu kita mendatangkan tenanga ahli  untuk langsung bisa mengajarkan anak anak, dan juga kan posisi sekolah kami kan letaknya di tengah tengah kota kebetulan, jadi kami bisa di bilang kesulitan untuk tema tema P5 yang harus memafaatkan sumber daya alam” Ujar Bu Bella Citra saat di wawancara.

Namun, terdapat catatan penting terkait disposisi peserta didik mereka cenderung lebih mementingkan hasil akhir proyek daripada proses pembelajaran yang sebenarnya dirancang untuk mengembangkan keterampilan mereka. Kecenderungan ini dinilai dapat mengurangi esensi utama dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Bu Bella Citra mengatakan “Hanya saja, persepsi dari peserta didik ini berubah, bahwa kalau P5 ini adalah menghasilkan produk yang bagus bukan lagi pada proses mereka berproyek, sehingga peserta didik ini malah bersaing untuk mendapatkan produk yang bagus dan malah mengeluarkan modal,untuk mendapat hasil produk yang bagus namun secara instan, misalkan mereka melakukan pagelaran tari, mereka tidak membuat kostum sendiri tapi malah menyewa” 

Program P5 memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi pada pencapaian SDGs 4. Dengan pendekatan pembelajaran yang relevan, kolaboratif, dan berpusat pada siswa, P5 dapat membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara global yang aktif dan bertanggung jawab. 

Program P5 juga dirancang untuk menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa dapat melihat relevansi antara materi pelajaran dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mendorong mereka untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, proyek P5 yang berkaitan dengan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian alam, sehingga berkontribusi pada pencapaian target SDGs lainnya.

Harapannya dengan adanya Program P5 dapat menjadi wahana yang efektif untuk mengembangkan potensi siswa secara holistik, sehingga mereka dapat menjadi generasi penerus yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan masa depan. 

Melalui tulisan ini diharapkan kedepannya dapat merancang kegiatan P5 dengan lebih baik melalui evaluasi dari kekurangan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun